• Oase

Haji 2024 Dinilai Sukses, Ini Indikatornya

Eko Budhiarto | Minggu, 28/07/2024 13:58 WIB
Haji 2024 Dinilai Sukses, Ini Indikatornya Masjidil Haram (foto: MCH2024/Kemenag)

JAKARTA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Al Makin menyebut pelaksanaan haji 2024 secara objektif berjalan sukses, baik dalam hal manajemen atau organisasi maupun inovasi.  

Dalam rilis yang disiarkan oleh pihaknya di Jakarta pada Minggu (28/7/2024), penegasan itu disampaikan oleh Makin usai menjelaskan secara rinci runutan perjalanan haji mulai tahun 2022 hingga 2024 dalam dialog publik yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan dihadiri masyarakat umum.  

“Secara umum, 3 tahun terakhir dari tahun 2022, 2023 hingga 2024 pelaksanaan haji sukses dan banyak inovasi baik secara manajemen atau pun organisasi,” jelas Makin.

Menurutnya, tahun 2022 angka kematian rendah karena di tahun tersebut jemaah yang lanjut usia (lansia), difabel dan risiko tinggi (risti) tidak ada.

"Tahun 2022, Kemenag di bawah Gus Men menyelenggarakan ibadah haji tepat di era COVID-19 mereda. Jumlah haji waktu itu tidak banyak, maka jumlah kecelakaan sedikit. Saat itu lansia difabel, risti tidak ada. Sehingga tahun 2022 kejadian yang berakibat kematian untuk Indonesia sangat rendah," katanya.

Selanjutnya pada tahun 2023, di mana saat itu Makin juga menjadi petugas monitoring dan evaluasi, pelaksanaan haji ada perubahan kondisi usai COVID-19 selesai.

Pada pelaksanaan haji 2023, Kemenag memiliki golongan jemaah haji lansia, difabel dan risti. Ia menyebutkan Kemenag memiliki terobosan untuk golongan jemaah haji tersebut, yaitu haji inklusi.

Para jemaah lansia, difabel dan risti mendapatkan keistimewaan layanan dari petugas haji dan juga ada terobosan safari wukuf untuk meminimalisir angka kematian.

“Tahun 2023 Kemenag punya terobosan yang mana Gus Men menyebut sebagai haji inklusi. Orang lansia, difabel semua mendapatkan keistimewaan. Yang sibuk petugasnya. Jadi kami keliling dari satu hotel/sektor satu ke yang lain baik di Makkah dan Madinah. Walaupun petugas sudah maksimal, tapi risiko kematian tetap tinggi. Maka meningkat drastis tahun 2023 di banding tahun 2022. Sekitar 700 orang,” jelasnya.

Lantas pada pelaksanaan haji tahun 2024, ia menilai memang terdapat perubahan yang sangat signifikan, terutama pada angka kematian jemaah yang berkurang berkat skema Murur yang menjadi terobosan atau inovasi baru. Hal tersebut menjadikan angka kematian pada tahun 2024 menurun sangat signifikan.

“Tahun 2024 ini berbeda. Saya tidak menjadi petugas tapi saya mengikuti. Ada terobosan lagi, yaitu Murur yang efektif menurunkan angka kematian. Selain itu, secara manajemen sudah dirapikan lagi. Jadi secara objektif pelaksanaan haji 2022, 2023 hingga 2024 sukses di mana menjadi tahun terjadi inovasi,” katanya.