JAKARTA - Rasisme dan Skeptisme masih menjadi momok di dunia sepakbola. Christian Pulisic, pesepakbola asal Amerika Serikat baru-baru ini membeberkan perjuangannya saat awal-awal berkarir di Eropa.
Pemain sayap AC Milan itu sempat diremehkan saat memulai karirnya di sepakbola Eropa. Sejak pertama kali menandatangani kontrak dengan Borussia Dortmund pada 2015 hingga saat ini berada di Milan, ia tetap mendapat perlakuan skeptis dari beberapa orang.
"Saya sudah berada di Eropa selama lebih dari sepuluh tahun, yang tampaknya gila. Awalnya memang sulit. Saya rasa orang-orang pasti melihat saya dan berkata, `Anda tahu, dia orang Amerika, saya tidak ingin dia menggantikan saya di sini,`" kata Pulisic dilansir dari MARCA.
Ia menjelaskan lebih lanjut bagaimana ia mengatasi hal tersebut. Butuh mental kuat dan motivasi yang besar untuk orang-orang Amerika agar bisa bersaing di Eropa.
"Anda harus masuk dengan mentalitas yang kuat. Saya pikir itu salah satu kekuatan saya," ucapnya.
"Terlepas dari apa yang orang pikirkan, tampil dan menunjukkan kepada para penggemar apa yang bisa saya lakukan. Itulah yang telah saya lakukan," lanjut mantan pemain Chelsea tersebut.
Tak hanya itu, kendala bahasa dan budaya juga menjadi masalah di awal karirnya. Terlebih, saat pertama kali pindah ke Milan, ia merasa cukup sulit untuk beradaptasi.
"Pada awal musim lalu, saya ingat tidak berbicara sepatah kata pun dalam bahasa Italia, pergi ke sesi latihan pertama, dan pelatih meneriakkan sesuatu dalam bahasa Italia, dan saya tidak mengerti apa pun," pungkasnya.