Tiga Anak Tewas akibat Penusukan Massal di Acara Kelas Dansa Bertema Taylor Swift

| Selasa, 30/07/2024 18:35 WIB
Tiga Anak Tewas akibat Penusukan Massal di Acara Kelas Dansa Bertema Taylor Swift Polisi di Southport, Merseyside, lokasi di mana terjadi penusukan anak-anak di kelas dansa dan yoga bertema Taylor Swift. (FOTO: PA IMAGES)

JAKARTA - Dua anak meninggal dunia dan beberapa lainnya masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis menyusul penusukan di kelas tari dan yoga bertema Taylor Swift di Inggris, Senin (29/7/2024).

Dalam konferensi pers pada Senin, Kepala Polisi Merseyside, Polisi Serena Kennedy, mengonfirmasi kematian dua anak, dan mengatakan bahwa sembilan anak lainnya terluka dan enam dalam kondisi kritis.

Perkembangan terakhir, seorang pasien ketiga dinyatakan meninggal pada Selasa pagi (30/7/2024), sehingga sementara ini tiga korban telah tewas dalam insiden berdarah tersebut.

Kennedy menambahkan bahwa dua orang dewasa juga dalam kondisi kritis.

Petugas menanggapi sebuah properti di Hart Street di Southport, Inggris, sebuah kota tepi laut yang terletak sekitar 20 mil di utara Liverpool, pada beberapa laporan penusukan sekitar pukul 11:50 pada hari Senin (29/7/2024), Polisi Merseyside sebelumnya mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Polisi mengonfirmasi bahwa seorang remaja berusia 17 tahun asal Cardiff telah ditangkap terkait penusukan tersebut.

Kennedy mengatakan dalam konferensi pers bahwa ia ditahan atas dugaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.

Kennedy mengonfirmasi selama konferensi pers bahwa anak-anak tersebut sedang menghadiri acara yang berhubungan dengan Taylor Swift di sebuah sekolah tari ketika tersangka, bersenjatakan pisau, masuk ke lokasi dan menyerang kelompok tersebut.

Menurut BBC News, The Telegraph, dan Daily Express, insiden tersebut terjadi di dekat kelas yoga dan tari bertema Taylor Swift di Hart Space.

The Telegraph melaporkan bahwa kelas tersebut diiklankan untuk anak-anak berusia antara 6 dan 11 tahun.

"Kami percaya bahwa orang dewasa yang terluka dengan berani mencoba melindungi anak-anak yang diserang," kata Kennedy.

Pihak berwenang mengatakan motifnya masih belum jelas dan serangan itu tidak ditangani sebagai serangan terkait teror. (*)