TEHERAN - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam sebuah serangan yang terjadi di wilayah Iran, Rabu (31/7/2024) waktu setempat.
Hamas dalam pernyataannya yang dilansir Reuters dan Al Arbaiya, menyatakan pihaknya sedang berkabung atas meninggalnya Haniyeh, yang disebut tewas dalam "penyerbuan berbahaya Zionis terhadap kediamannya di Teheran".
Laporan televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa Haniyeh berada di Teheran, ibu kota Iran untuk menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7/2024) waktu setempat.
"Pagi hari ini, kediaman Ismail Haniyeh di Teheran diserang, mengakibatkan dia dan salah satu pengawalnya mati syahid," sebut Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya.
Belum ada klaim dari kelompok mana pun soal serangan yang menewaskan Haniyeh ini. Israel juga belum memberikan tanggapannya.
Haniyeh terpilih sebagai kepala biro politik Hamas pada tahun 2017 untuk menggantikan Khaled Meshaal.
Dia telah menjadi tokoh terkenal setelah menjadi perdana menteri Palestina pada tahun 2006 setelah kemenangan mengejutkan Hamas dalam pemilihan parlemen tahun itu.
Dianggap sebagai seorang pragmatis, Haniyeh tinggal di pengasingan dan membagi waktunya antara Turki dan Qatar.
Dia telah melakukan perjalanan misi diplomatik ke Iran dan Turki selama perang di Gaza, bertemu dengan presiden Turki dan Iran.
Haniyeh dikatakan menjaga hubungan baik dengan para pemimpin berbagai faksi Palestina, termasuk para pesaing Hamas.
Haniyeh bergabung dengan Hamas pada tahun 1987 ketika kelompok militan tersebut didirikan di tengah pecahnya intifada Palestina pertama, atau pemberontakan terhadap pendudukan Israel, hingga tahun 1993.