Pengacara Tersangka Ancaman Konser Taylor Swift Anggap Kliennya Hanya Main-main

Yati Maulana | Senin, 12/08/2024 06:05 WIB
Pengacara Tersangka Ancaman Konser Taylor Swift Anggap Kliennya Hanya Main-main Kendaraan polisi berpatroli saat penggemar penyanyi Taylor Swift berkumpul di stadion Happel di Wina, Austria 8 Agustus 2024. REUTERS

WINA - Pengacara tersangka utama dalam komplotan yang digagalkan untuk melakukan serangan di konser Taylor Swift di Wina pada hari Minggu berusaha mengecilkan keseriusan rencana tersebut, dengan mengatakan kliennya hanya "bermain-main dengan ide".

Tiga konser Swift yang direncanakan minggu ini dibatalkan setelah otoritas Austria menemukan sebuah komplotan yang diduga dipimpin oleh seorang pemuda berusia 19 tahun untuk melakukan serangan bunuh diri yang terinspirasi ISIS di sebuah stadion sepak bola tempat puluhan ribu penggemar berencana untuk menghadiri pertunjukan tersebut.

Penyidik Austria mengatakan bahwa pemuda tersebut baru saja bersumpah setia kepada ISIS dan telah membuat pengakuan penuh setelah polisi menggerebek rumahnya, menyita bahan kimia, parang, dan perangkat lain yang direncanakan oleh para komplotan untuk digunakan dalam serangan bom.

Pengacara Ina-Christin Stiglitz mengatakan kepada Reuters bahwa pemuda tersebut baru terlibat dengan ISIS selama sebulan terakhir.
"Itu membuatnya tertarik," katanya, yang menunjukkan bahwa kliennya tidak benar-benar bermaksud untuk melakukan serangan serius.

"Itu hanya bermain-main dengan ide," katanya. "Dia mengatakan bom itu tidak memiliki kualitas yang cukup baik, itu tidak akan berhasil." Dia telah meneliti secara daring tentang cara membuat bom, tambahnya.

Di antara tiga remaja lainnya yang ditahan polisi Austria dalam penyelidikan tersebut adalah seorang pemuda berusia 17 tahun, yang menurut Stiglitz digambarkan oleh kliennya sebagai "sahabat dan tetangga terbaiknya".

Tetangga pemuda berusia 19 tahun di kota kecil Ternitz menyatakan terkejut atas penangkapannya, menggambarkannya sebagai orang yang pendiam tetapi ramah. Salah satu dari sedikit petunjuk yang menunjukkan potensi radikalisasi adalah bahwa ia baru-baru ini menumbuhkan jenggot panjang, kata mereka.

Menanggapi pertanyaan tentang mengapa ia mengubah penampilannya, pengacaranya berkata: "Ia ingin terlihat keren."
Kanselir Karl Nehammer mengatakan sebelumnya bahwa badan intelijen Austria harus memiliki kekuatan lebih besar untuk memantau komunikasi pada aplikasi pengiriman pesan guna menghentikan para ekstremis.