PALU - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menilai perempuan sebagai salah satu kunci dalam mewujudkan ketahan pangan, termasuk keamanannya dan pemenuhan gizi serta kesehatan keluarga di Indonesia.
Karenanya, BPPSDM Kementan terus melakukan pemberdayaan terhadap perempuan, serta mendorong agar ara perempuan di Indonesia berpartisipasi aktif dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Hal tersebut sebagaimana dilakukan BPPSDMP Kementan melalui Program READSI, yang digelar di Palu, Sulawesi Tengah, mulai 14-16 Agustus 2024, yang dkemas dalam sebuah kegiatan bertajuk “Forum Grup Diskusi (FGD) Peran Perempuan di Keluarga dalam Upaya Peningkatan Gizi Keluarga Program READSI”.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam suatu kesempatan, mengatakan bahwa saat ini ketersediaan pangan seperti sayur-mayur, telur, dan daging ayam dalam keadaan yang melimpah bahkan swasembada. Sehingga siap mendukung program makan siang gratis dan bergizi yang diusung pemerintahan baru 2024-2029.
"Harapan kami adalah pangan bergizi. Pangan bergizi di situ komponen di dalamnya adalah sayur, itu kita tidak impor, telur kita swasembada, daging ayam kita swasembada, ikan melimpah," kata Amran.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan, isu ketahanan pangan menjadi perhatian khusus pemerintah melalui agenda pembangunan nasional 2020-2024 dengan prioritas program peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan.
Disebutkan, perempuan memiliki peran penting dalam mewujudkan ketahanan pangan, pemenuhan gizi dan kesehatan keluarga. Di tangan seorang perempuanlah keputusan diambil, dalam hal memilih bahan pangan dan mengolahnya secara sehat.
"Hal ini menjadi penting karena kesalahan dalam proses pengolahan dan penyiapan bahan pangan pada tingkat rumah tangga akan menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas gizi keluarga yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas ketahanan pangan," katanya dalam keterangan resmi diterima Jurnas.com di Jakarta, Jumat (16/8).
Menurut Santi, Tahun 2019 Indonesia masuk peringkat 12 dari 23 negara Asia Pasifik dengan indikator Global Food Security Index, di antaranya ketersediaan pangan, aksesbilitas pangan dan kualitas serta keamanan pangan.
”Oleh karena itu, untuk menurunkan angka kerentanan pangan, pemerintah melakukan strategi pembangunan pangan dan pertanian untuk mendukung ketahanan pangan, peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi," kata Santi.
Termasuk, BPPSDMP Kementan melalui Program READSI juga terus meningkatkan partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan baik tingkat rumah tangga dan desa, dan meningkatkan akses perempuan ke sumber ekonomi, pertanian, dan keuangan.
Sebagai informasi, kegiatan yang diikuti oleh 25 orang peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintahan Program Readsi ini, dibuka dengan resmi oleh Plt. Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Yuminartje Alfrin.
Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini ialah upaya perbaikan gizi keluarga petani sasaran READSI. Perbaikan gizi keluarga dapat terealisasi apabila ada asupan makanan yang baik setiap harinya.
Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Deputi Readsi M. Apuk Ismane, Kepala UPT Diklat Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah, Manajer PSSU Provinsi Sulawesi Tengah dan seluruh peserta