• News

Hujan Deras Menguat 10 Persen Picu Longsor Mematikan di India

Yati Maulana | Minggu, 18/08/2024 02:02 WIB
Hujan Deras Menguat 10 Persen Picu Longsor Mematikan di India Tim penyelamat bekerja setelah tanah longsor melanda Chooralmala di distrik Wayanad di negara bagian selatan Kerala, India, 1 Agustus 2024. REUTERS

NEW DELHI - Hujan deras yang menjadi sekitar 10% lebih kuat akibat perubahan iklim yang disebabkan manusia, memicu tanah longsor yang menewaskan lebih dari 200 orang di negara bagian selatan Kerala, India, bulan lalu. Demikian simpulan tim ilmuwan internasional.

Longsor pada 30 Juli di wilayah Wayanad di negara bagian pesisir itu merupakan bencana terburuk sejak 2018, ketika banjir menewaskan lebih dari 400 orang.

Penelitian yang dirilis pada Rabu oleh kelompok World Weather Attribution, yang meneliti peran perubahan iklim dalam cuaca ekstrem, menemukan bahwa hujan monsun satu hari di Wayanad menjadi 10% lebih deras karena perubahan iklim.

Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan menyalahkan hujan lebat yang tak terduga atas jatuhnya korban jiwa, dengan mengatakan wilayah itu menerima 572 milimeter (23 inci) hujan selama 48 jam sebelumnya, lebih dari dua kali lipat dari perkiraan 204 milimeter (8 inci).

Hujan deras satu hari di Kerala akan menjadi 4% lebih deras lagi jika dunia tidak beralih dari bahan bakar fosil dan pemanasan global mencapai 2 derajat Celsius, kata penelitian itu. Iklan · Gulir untuk melanjutkan

"Peningkatan curah hujan akibat perubahan iklim yang ditemukan dalam penelitian ini kemungkinan akan meningkatkan potensi jumlah tanah longsor yang dapat dipicu di masa mendatang," katanya.

Meminimalkan penggundulan hutan dan penggalian, memperkuat lereng yang rentan, dan membangun struktur penahan untuk melindungi area yang rentan adalah beberapa tindakan lain yang direkomendasikan untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang.

Beberapa ahli mengatakan kepada Reuters awal bulan ini bahwa hujan lebat dalam dua minggu sebelum tanah longsor, yang melunakkan tanah, serta pembangunan berlebihan dan pariwisata yang tidak terkendali di negara bagian tersebut mungkin juga menjadi faktor penyebabnya.

"Selain mitigasi, adaptasi sangat penting", kata Maja Vahlberg, salah satu penulis penelitian tersebut, yang menyerukan penilaian yang lebih ketat terhadap tanah longsor dan sistem peringatan dini serta evakuasi yang lebih baik.

Tanah longsor tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian bencana terkait cuaca di India yang oleh beberapa ahli dikaitkan dengan perubahan iklim, mulai dari suhu yang melonjak dan gelombang panas yang panjang hingga hujan lebat dan siklon.

Kelompok Atribusi Cuaca Dunia menyimpulkan dalam sebuah laporan pada bulan Mei bahwa suhu ekstrem di Asia pada bulan sebelumnya diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.