SURABAYA – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) tancap gas dengan meluncurkan program penguatan tebu rakyat. Bentuknya dengan memberi kemudahan petani tebu mendapatkan pinjaman modal berbunga rendah secara berulang. Alasan penguatan sekitar 10.900 petani tebu ini oleh jajaran direksi yang baru dilantik pada pertengahan Mei 2024 lalu, lantaran saat ini lebih dari 70 persen bahan baku pabrik gula SGN berasal dari tebu rakyat.
“Ini inisiatif strategi kami, karena bahan baku tebu lebih dari 70 persen disupport oleh petani. Oleh karena itu penguatan tebu rakyat menjadi program besar kami,” kata Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, dalam puncak peringatan HUT SGN ke-3, di Surabaya.
Hingga menjelang peringatan HUT Republik Indonesia ke-79 dan Hari Jadi SGN ke-3, sebanyak 36 pabrik gula dibawah koordinasi SGN telah menggiling lebih dari 7 juta ton tebu, atau setengah dari target giling tahun ini yakni 13,5 juta ton tebu. Sementara gula produksi yang dihasilkan sebesar 488 ribu ton, naik 21 ribu ton (4,5 persen) dibanding produksi giling tahun lalu di hari yang sama yang hanya mencapai 467 ribu ton.
“Alhamdulillah, hari ini PG kita sudah menggiling lebih dari 7 juta ton tebu. Tekad kita walaupun terjadi El Nino tapi produktivitas tetap meningkat. Demikian juga dengan rendemen, capaian gula produksi, laba, serta kesejahteraan karyawan turut meningkat,” harap Mahmudi.
SGN yang merupakan anak perusahaan PTPN III (Persero), mengkosolidasi puluhan pabrik gula mulai dai Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Mahmudi mengajak seluruh karyawan dan stakeholder untuk bersama-sama dengan mitra membangun industri gula yang suistanable dan memberikan dampak positif kepada negeri ini dengan meningkatkan produktivitas. Ajakan meningkatkan produktivitas ini untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sekitar 3,3 juta ton.
“Dengan kebun tebu seluas 500 ribu hektar secara nasional, kita hanya butuh produktivitas 8 ton per hektar untuk meraih swasembada gula konsumsi,” lanjut Mahmudi.
Program penguatan tebu rakyat ini juga akan didukung program Kemenko melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Kluster. Menurut Mahmudi, KUR skema ini menjadi yang pertama di industri pangan dan perkebunan tebu, termasuk perdana juga di SGN.
KUR Khusus Kluster dipilih, karena selama ini petani tebu mengalami kendala tidak bisa mengakses pendanaan modal kerja ketika plafon sudah maksimal.
Sekitar 10.900 petani tebu yang bermitra dengan SGN nantinya dapat mengakses skema KUR Khusus di sektor produksi ini secara berulang, karena mereka tidak lagi dibatasi dengan total akumulasi plafon KUR Khusus.
“Suku bunga yang dikenakan sebesar 6 persen dan tidak dikenakan suku bunga naik berjenjang,” jelas Mahmudi.
Dengan skema KUR Khusus ini diharapkan mampu menjadi solusi pendanaan bagi kluster petani tebu. Selain melalui skema KUR Khusus SGN juga bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk pendanaan petani tebu melalui skema PUMK (Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil) paket benih dan pupuk.
"Selain solusi pendanaan petani, SGN juga menyiapkan ekosistem digital untuk monitoring proses teknis budidaya tanaman akses saprodi, pupuk, finansial, hingga learning center bagi petani,” kata Mahmudi.
Selain itu pihaknya juga mendedikasikan 2.150 karyawan SGN untuk membantu mengawal tebu rakyat. Karyawan tersebut dibekali khusus dan mendapat pelatihan sebelumnya di pusat pendidikan LPP Yogyakarta.
"Kita fasilitasi petani, pastikan ekosistem gula ini berjalan dengan baik. Kita harus siap 24 jam mendedikasikan diri kita, mewakafkan diri kita. Inilah jihad sesungguhnya untuk industri gula,” imbuh Mahmudi.
Dari 36 pabrik gula yang dikonsolidasi, SGN mengumumkan capaian giling terbaik untuk tahun 2024 berhasil diraih oleh Pabrik Gula (PG) Assembagoes Situbondo, yakni sebesar 71,63 persen. Sementara raihan PG dengan rendemen tertinggi 2024 diraih oleh PG Modjopanggoong Tulungagung, yakni rendemenmencapai 7,65 persen.
Sedangkan PG dengan Gula Milik PG (GMPG) (kg/ku tebu) terbanyak diraih PG Kremboong Sidoarjo sebesar 94,71 persen.
Selanjutnya, kriteria Pabrik Gula dengan peningkatan capaian terbanyak yakni PG dengan jumlah tebu tergiling terbanyak diraih oleh PG Lestari Nganjuk. Selanjutnya PG dengan peningkatan rendemen terbaik diraih PG Pagottan Madiun, dan PG dengan peningkatan GMPG (Gula Milik Pabrik Gula) (kg/ku tebu) terbaik diraih oleh PG Lestari Nganjuk.
Kriteria pencapaian kinerja terbaik 2024 PG dengan mill extraction terbaik diraih oleh PG Glenmore Banyuwangi. PG dengan kinerja pengolahan terbaik diraih oleh PG Gempolkrep Mojokerto, serta PG dengan pol tebu terbaik diraih oleh PG Pradjekan Bondowoso.