• News

Barantin Akan Kirim 1.325 Jenis Tanaman Herbal ke TSTH2 Sumatera Utara

Eko Budhiarto | Minggu, 25/08/2024 20:20 WIB
Barantin Akan Kirim 1.325 Jenis Tanaman Herbal ke TSTH2 Sumatera Utara Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M Panggabean ketika melihat proses persiapan pengiriman ribuan benih tanaman herbal di Satuan Pelayanan Karantina DKI Jakarta di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta (Foto: Ist)

JAKARTA - Badan Karantina Indonesia (Barantin) akan mengirim 1.325 jenis tumbuhan herbal, yang akan ditanam di Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) Sumatera Utara.

Kepala Barantin Sahat M Panggabean mengatakan, tanaman herbal tersebut berjumlah lebih dari 4.300 batang, yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia, serta telah melalui proses kompetensi dari pejabat karantina di daerahnya masing-masing.

Hal tersebut disampaikannya saat melihat proses persiapan pengiriman ribuan benih tanaman herbal di Satuan Pelayanan Karantina DKI Jakarta di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (25/8/2024).

"Nah ini data yang masuk dari karantina itu ada sekitar 1325 jenis yang terkonek di data di karantina. Tapi juga dari yang lain-lain juga masih ada, jadi jumlahnya bisa lebih banyak dari situ," kata Sahat.

Sahat juga memastikan, tanaman yang berasal dari 514 Kabupaten dan kota di seluruh Indonesia telah diperiksa di laboratorium dan bebas dari penyakit, serta terdapat barcode yang memungkinkan pelacakan tanaman tersebut.

"Dan juga kalau kita perhatikan tadi ada barcode-nya, ada traceability disitu. Jadi semua data berkait dengan tanaman ini ada semua dan bisa ditambahkan traceability" Ujar Sahat.

Setelah dilakukan pemeriksaan karantina, bibit tersebut akan dikirim ke Bandara Internasional Sisingamangaraja XII, Silangit, Sumatera Utara yang selanjutnya akan didistribusikan ke TSTH2 di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti mengatakan, program ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan juga Pemerintah China, khususnya di bidang riset.

"Dari China nya kita menggunakan payung kerja sama G2G, jadi ada goverment to goverment dari Indonesianya Kemenko Marves dan dari China NDRC, (semacam Bappenas yang ada di Pemerintahan China)," kata Nani.

Selain itu, Nani menambahkan, jika program ini berhasil maka nantinya akan dikembangkan lebih jauh di bidang industri, dengan target dapat tercapai dalam dua atau tiga tahun kedepan.

"Mudah-mudahan dapat lebih cepat," ujar Nani menambahkan.