JAKARTA - Ketua Bidang Infokom MUI DK Jakarta, Dr Faiz Rafdi membuka seminar ‘Literasi Penyiaran Aktivis Ormas Islam Jakarta`, di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan. Seminar ini merupakan kerjasama Bidang Infokom MUI DK Jakarta dengan KPID Jakarta.
Dalam sambutannya, Faiz Rafdi mengatakan kegiatan ini penting di era digital saat ini.
“Ini harus didorong lagi. Sementara RUU Penyiaran lama sekali diusulkan tapi gak diketok. Ini ini masalah moral, revolusi mental yang berasal dari penyiaran gak disentuh-sentuh, ini penting,” kata Kyai Faiz.
“Saya setuju bahwa konten-konten religi. Bicara halal masih konteksnya makanan dan pakaian. Konten-konten siaran itu perlu ada konsulasi. Tidak hanya semata mata mengejar rating. Apa jadinya umat islam Indonesia?,” imbuh Kyai Faiz.
Komisioner KPID Jakarta, Arif Faturahman mengatakan, KPID Jakarta menjamin dan memastikan masyarakat Jakarta mendapat informasi yang baik dan benar.
“Oleh karena itu, KPID Jakarta dalam hal pengawasan TV dan radio, harus juga dibarengi oleh masyarakat, oleh Ormas. Jadi pengawasan itu bukan hanya di KPID,” ucap Arif.
Menurut Arif, kegiatan serupa kedepan bisa dilakukan. Sifatnya kolaborasi dan kerjasama. Baik antara KPID maupun TV dan radio di DKI Jakarta.
“Tugas kita, baik pemerintah, masyarakat, ormas bisa memastikan masyarakat mendapatkan tontonan yang baik, tidak hanya sekedar hiburan tapi juga edukasi," kata Arif.
Narasumber seminar, Sekertaris Umum MUI DK Jakarta, KH. Auza’I Mahfudz dalam pemaparannya mengatakan membawa orang menuju Allah itu dengan hikmah. Dengan hikmah itulah yang ditafsirkan dengan media sekarang yang bisa digunakan.
“Kalau saya berbicara di satu majelis, berapa yang nonton? Paling banyak lima ribu orang. Ketika saya menyampaikan satu hadits. Yang nonton TVRI misalnya 30 juta, kalau sejuta yang amalin. Itu saya lagi ngopi dirumah. Pahala saya mengalir terus. Sederhana seperti itu. Buat konten, video-video yang ada unsur dakwah. Amal itu sangat luar biasa,” kata Kyai Auza`i.
Menurut Kyai Auza`i, tidak harus dalam bentuk ceramah. Pesan kebaikan juga bisa. Ajarilah anak anak kalian dengan budaya mereka, bukan dengan budaya engkau.
Karena anak-anakmu diciptakan di masa sekarang, bukan di masa engkau. Semakin mudah berita diterima, maka semakin harus tinggi analisis kita.
“Kalau kebaikan tidak hadir, kemungkaran yang akan hadir. Kalau pesan nabi tidak hadir, pesan setan yang akan hadir. Kalau kita ngga mau memaksa diri kita untuk membuat konten atau kita yang bicara, peran untuk dakwah islam. Maka orang-orang yang melakukan kemungkaran yang akan masuk,” pesan Kyai Auza`i.
"Masuklah ke media sosial dengan kebaikan-kebaikan secara masif atau kemungkaran yang sudah hadir memenangkan dari pada kebaikan," pungkasnya.
Seminar ini menghadirkan narasumber, Ketua KPID Jakarta Puji Hartoyo, Ketua Komisi Infokom MUI DK Jakarta Raihan Febriansyah dan Produser Program Religi TVRI, Rita Hendri Okmawati. Dengan peserta dari ormas dan mahasiswa se-Jakarta.
Seminar Penyiaran Aktivis Ormas Islam Jakarta ini diharapkan bisa membuat masyarakat memahami cara berinteraksi dengan media secara bijak dan benar. Dengan indikator, kritis terhadap pesan media, paham tentang isu liputan media, menyadari media bisa mempengaruhi gaya hidup, sikap dan nilai.
Mengembangkan sensitivitas terhadap isi media, memahami persoalan pemilikan, finansial, dan regulasi industri media. Memperhitungkan peran media dalam pengambilan keputusan serta mampu mempengaruhi media.