SLEMAN - Kepala Badan Pangan Nasional/Nasional Food Agency (NFA/ Arief Prasetyo Adi mengatakan, program bantuan pangan beras terbukti ampuh menekan harga beras di masyarakat atau di tingkat konsumen.
Sementara itu, program bantuan pangan beras tahap ketiga yang digulirkan sejak awal Agustus 2024 mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo. Presiden menghadiri penyaluran bantuan pangan beras di Kantor Kelurahan Condongcatur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (28/8/2024).
"Ini semuanya yang (bantuan) Bulan Agustus sudah diterima ya? (Jumlahnya) 10 kilo. Nanti setelah Agustus, itu melompat Oktober, melompat lagi Desember ya. Berasnya bagus ya?," kata Presiden.
"Beras ini adalah beras premium, beras yang terbaik yang mestinya kalau bapak ibu masak, nasinya akan sangat baik (dan) pulen. Saya harapkan semuanya lancar. Bulan berikut awal Oktober akan diterima lagi (banpang beras). Kemudian Desember akan diterima lagi," ujar Presiden.
Realisasi bantuan pangan beras tahap ketiga telah menunjukkan progres yang positif. Bantuan yang dialokasikan untuk Agustus, Oktober, dan Desember per 26 Agustus telah mencapai realisasi hingga 208,2 ribu ton atau 94,64 persen dari target salur 220 ribu ton untuk Agustus 2024.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan apresiasi kepada Perum Bulog dan pemerintah daerah atas konsistensinya dalam melaksanakan program bantalan ekonomi, yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sejak April 2023 tersebut.
"Saya dipesankan oleh Bapak Presiden Joko Widodo supaya program banpang beras terus dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Ini tentu karena beliau menaruh concern terhadap keberlanjutan sokongan bagi 22 juta keluarga penerima manfaat di seluruh wilayah Indonesia," ucap Arief.
Dalam laporan realisasi bantuan pangan beras yang diterimanya, sebanyak 16 dari 38 provinsi telah menuntaskan distribusi beras dari gudang Bulog. Arief mengemukakan bantuan pangan beras turut menjadi stabilisator terhadap fluktuasi harga beras di tingkat konsumen.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat penurunan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras seiring dengan disalurkannya bantuan pangan beras. Pada minggu keempat Juli terdapat 120 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras. Kemudian mulai awal Agustus terdapat penyaluran bantuan pangan beras, dimana pada minggu keempat Agustus jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras menurun menjadi 118 kabupaten/kota.
Jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras juga terpengaruh oleh progam bantuan pangan beras. Hingga minggu keempat Agustus terdapat 93 kabupaten/kota mengalami penurunan harga beras, dari 73 kabupaten/kota pada minggu pertama Agustus.
"Dengan bantuan pangan beras yang disalurkan secara masif seperti ini, ampuh sebagai penekan harga beras di masyarakat. Inflasi pun bisa tetap terkendali sesuai target sasaran pemerintah. Kita pun bersiap mengatasi situasi perberasan yang ditengarai akan menghadapi fenomena iklim yang kian menantang," ujar Arief.
Lebih lanjut, kontribusi bantuan pangan beras dalam pengendalian inflasi tampak dalam pergerakan inflasi volatile food. Beras menjadi salah satu unsur dominan yang mempengaruhinya. Per Juli 2024, tercatat berada di 3,63 persen dari angka sebelumnya di 5,96 persen. Secara tahunan, tingkat inflasi volatile food Juli 2024 jauh lebih ciamik dibandingkan Maret 2024 yang sempat berada di 10,33 persen.