• Sport

Khudadadi dari Afghanistan Menjadi Pengungsi Pertama yang Menangkan Medali Paralimpiade

Yati Maulana | Minggu, 01/09/2024 23:05 WIB
Khudadadi dari Afghanistan Menjadi Pengungsi Pertama yang Menangkan Medali Paralimpiade Atlet Taekwondo Putri, Zakia Khudadadi dari Tim Paralimpiade Pengungsi merayakan kemenangannya melawan Nurcihan Ekinci dari Turki di Grand Palais, Paralimpiade Paris, Prancis, 29 Agustus 2024. REUTERS

PARIS - Zakia Khudadadi dari Afghanistan menyelesaikan perjalanan yang luar biasa untuk menjadi atlet pertama dari tim pengungsi yang memenangkan medali di Paralimpiade saat ia meraih perunggu taekwondo pada hari Kamis.

Khudadadi, yang melakukan debut Paralimpiade di Tokyo beberapa hari setelah dievakuasi dari Kabul yang dikuasai Taliban, mengamankan tempatnya di podium saat lawannya mengundurkan diri sebelum pertandingan medali perunggu mereka di kategori K44-47kg.

Atlet berusia 25 tahun, yang diberikan suaka oleh Prancis, disemangati seperti penduduk setempat sepanjang hari oleh penonton Grand Palais dan oleh pelatihnya, Haby Niare, yang meraih medali perak taekwondo di Olimpiade Rio tahun 2016.
"Medali ini fantastis bagi saya tetapi juga bagi semua wanita di Afghanistan dan semua pengungsi," katanya dalam bahasa Prancis yang sempurna.
"Kami tidak akan menyerah demi kesetaraan dan kebebasan di negara saya."

Khudadadi, yang sudah menantikan Olimpiade berikutnya di Los Angeles, tempat ia mengatakan bahwa ia bermaksud memenangkan medali emas, menyampaikan pesan kebebasan.

"Saya ingin memberikan medali ini kepada seluruh dunia. Saya berharap suatu hari nanti akan ada kebebasan di negara saya, untuk seluruh dunia, untuk semua anak perempuan, untuk semua wanita, untuk semua pengungsi di dunia," kata Khudadadi, yang lahir dengan lengan yang atrofi.

"Dan kita semua bekerja untuk itu, demi kebebasan dan kesetaraan."

Pembatasan Taliban terhadap wanita dan kebebasan berekspresi telah menuai kritik tajam dari kelompok hak asasi manusia dan banyak pemerintah asing sejak mantan pemberontak itu kembali menguasai Afghanistan pada tahun 2021.

Ibu kota-ibu kota Barat, yang dipimpin oleh Washington, mengatakan bahwa jalan menuju pengakuan resmi Taliban sebagian besar terhenti sampai mereka mengubah arah hak-hak wanita dan membuka sekolah menengah atas untuk anak perempuan.

Taliban mengatakan mereka menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi mereka terhadap hukum Islam dan adat istiadat setempat dan bahwa itu adalah masalah internal yang seharusnya ditangani secara lokal.