JAKARTA - PDI Perjuangan pasang badan menghadapi koalisi besar di Pemilihan Bupati Kabupaten Bogor. Wasekjen DPP PDIP Adian Napitupulu mengatakan partainya tidak gentar dalam menyelamatkan demokrasi di Kabupaten Bogor.
Seperti diketahui, Pilbup Bogor saat ini diisi oleh pasangan Rudy Susmanto-Ade Ruhandi (Jaro Ade) dan Bayu Syahjohan-Musyafaur Rahman. PDIP yakin bisa menang sekaligus menyelamatkan demokrasi dari kontestasi melawan kotak kosong.
“Harus menang, karena hanya dua pasang, menang atau kalah,” ungkap Wasekjen DPP PDI Perjuangan Adian Napitupulu saat Rapat Kerja Cabang Khusus di Cibinong, Minggu (1/9/2024).
Adian mengeklaim, PDIP telah menyelamatkan Kabupaten Bogor dari potensi kotak kosong. Pasangan Bayu-Musyafaur diyakini bisa mengalahkan pasangan Rudy-Ade.
“Menurut saya ketika PDIP tidak bergabung dan maju sendiri, dia menyelamatkan demokrasi sehingga tidak ada kotak kosong,” kata Adian.
Ia menyebutkan, PDIP tetap pada pendirian dengan tidak bergabung poros besar di Kabupaten Bogor yang mengusung pasangan Rudy Susmanto-Jaro Ade. Karena, jika bergabung dengan poros tersebut, Kabupaten Bogor hanya memiliki satu bakal paslon pada pilkada mendatang.
“Kita pertama percaya bahwa berpijak jauh lebih kuat dari pada bergantung. Jadi kalau elu mau kuat jangan bergantung pada apa pun. Berpijak lah di bumi, berpijak lah bersama sama dengan rakyat, itu modal kita,” ujarnya.
Diketahui, sebanyak 17 partai yakni Gerindra, Golkar, PPP, PAN, Demokrat, PKS, PKB dan NasDem. Kemudian sembilan partai non-parlemen yaitu Hanura, Perindo, PSI, Gelora, Buruh, Ummat, PBB, Garuda, dan PKN resmi membangun koalisi gendut di Kabupaten Bogor. PDIP menjadi anak tiri yang harus melawan koalisi gemuk tersebut.
Meski demikian, dengan adanya peraturan baru dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan keuntungan bagi PDIP. Partia pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut tetap konsisten menjadi pihak lawan bagia koalisi besar.