• News

Kepala Mata-mata Inggris dan AS Serukan untuk Tetap pada Jalur Dukungan Ukraina

Yati Maulana | Minggu, 08/09/2024 16:05 WIB
Kepala Mata-mata Inggris dan AS Serukan untuk Tetap pada Jalur Dukungan Ukraina Tentara Ukraina mengendarai pengangkut personel lapis baja, di dekat perbatasan Rusia di wilayah Sumy, Ukraina 13 Agustus 2024. REUTERS

LONDON - Kepala CIA AS dan dinas mata-mata Inggris mengatakan dalam sebuah opini pada hari Sabtu bahwa "tetap pada jalur" dalam mendukung perlawanan Ukraina terhadap Rusia lebih penting dari sebelumnya. Mereka berjanji untuk melanjutkan kerja sama mereka di sana dan dalam menghadapi tantangan lainnya.

Opini di Financial Times yang ditulis oleh Direktur CIA William Burns dan Richard Moore, kepala Secret Intelligence Service, adalah yang pertama kali ditulis bersama oleh kepala badan intelijen mereka.

"Kemitraan ini merupakan inti dari hubungan khusus antara negara kita," tulis mereka, seraya mencatat bahwa layanan mereka menandai 75 tahun kemitraan dua tahun lalu.

Badan intelijen tersebut "bersatu dalam melawan agresi Rusia dan (Presiden Rusia Vladimir) Putin terhadap Ukraina," kata mereka.

"Menjaga arah (di Ukraina) lebih penting dari sebelumnya. Putin tidak akan berhasil memadamkan kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina," kata mereka, seraya menambahkan badan intelijen mereka akan terus membantu intelijen Ukraina.

Pasukan Rusia telah maju perlahan di Ukraina timur, pasukan Ukraina telah menduduki sebagian besar wilayah Kursk Rusia dan Kyiv telah memohon lebih banyak pertahanan udara AS dan Barat.

Para kepala mata-mata mengatakan badan mereka akan terus bekerja untuk menggagalkan "kampanye sabotase yang gegabah di seluruh Eropa oleh intelijen Rusia" dan "penggunaan teknologi yang sinis" untuk menyebarkan disinformasi "untuk menciptakan perpecahan di antara kita."

Rusia telah membantah melakukan kampanye sabotase dan disinformasi terhadap AS dan negara-negara Barat lainnya. Burns dan Moore mencatat bahwa mereka telah mengatur ulang badan-badan mereka untuk beradaptasi dengan kebangkitan Tiongkok, yang mereka sebut sebagai "tantangan intelijen dan geopolitik utama abad ke-21."

Badan-badan tersebut, kata mereka, juga "telah mengeksploitasi saluran intelijen kita untuk mendorong pengekangan dan de-eskalasi yang keras" di Timur Tengah. Mereka juga disebut sedang mengupayakan gencatan senjata di Gaza yang dapat mengakhiri "hilangnya nyawa warga sipil Palestina yang mengerikan" dan melihat Hamas membebaskan sandera yang disita dalam serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel. Burns adalah kepala negosiator AS dalam pembicaraan untuk mencapai kesepakatan.