• News

Tentara Israel Tembak Mati Wanita Turki-Amerika Saat Unjuk Rasa di Tepi Barat, AS Serukan Penyelidik

Yati Maulana | Senin, 09/09/2024 13:05 WIB
Tentara Israel Tembak Mati Wanita Turki-Amerika Saat Unjuk Rasa di Tepi Barat, AS Serukan Penyelidik Aysenur Ezgi Eygi, Seattle, Washington, 8 Juni 2024. Gerakan Solidaritas Internasional via REUTERS

RAMALLAH - Tentara Israel menembak dan membunuh seorang wanita Turki-Amerika yang ikut serta dalam protes terhadap perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel pada hari Jumat, kata pejabat Palestina dan Turki.

Gedung Putih mengatakan sangat terganggu oleh kematian Aysenur Ezgi Eygi dan meminta Israel untuk melakukan penyelidikan. Kementerian luar negeri Turki mengatakan dia ditembak di kepala, dan menyalahkan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas kematiannya.

Pejabat Palestina menggambarkannya sebagai aktivis berusia 26 tahun dari Seattle yang memegang kewarganegaraan AS dan Turki. Eygi baru saja lulus dari Universitas Washington di Seattle, kata presiden sekolah tersebut, Ana Mari Cauce, dalam sebuah pernyataan yang menggambarkan berita kematiannya sebagai "mengerikan" dan mengatakan Eygi memiliki "pengaruh positif" pada mahasiswa lain.

Dia belajar psikologi dan bahasa serta budaya Timur Tengah di universitas tersebut, kata keluarganya dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam yang dibagikan oleh organisasi pro-Palestina Institute of Middle East Understanding.

Militer Israel mengatakan pasukannya telah menembaki seorang "penghasut utama" laki-laki yang menimbulkan ancaman dengan melemparkan batu ke arah tentara.
Militer sedang menyelidiki laporan bahwa seorang warga negara asing perempuan "tewas akibat tembakan yang dilepaskan di daerah tersebut. Rincian insiden dan keadaan di mana dia terkena tembakan sedang ditinjau."
Tidak ada komentar langsung tentang insiden tersebut dari kantor Netanyahu.

Fouad Nafaa, kepala Rumah Sakit Rafidia di Nablus, mengatakan kepada Reuters bahwa Eygi telah tiba di sana dalam kondisi kritis dengan cedera kepala serius.
"Kami mencoba melakukan operasi resusitasi padanya, tetapi sayangnya dia meninggal," katanya.

Kantor berita resmi Otoritas Palestina, WAFA, mengatakan insiden itu terjadi selama pawai protes rutin oleh para aktivis di Beita, sebuah desa dekat Nablus yang telah menyaksikan serangan berulang kali terhadap warga Palestina oleh pemukim Yahudi.

Keluarga Eygi menggambarkannya sebagai "aktivis hak asasi manusia yang sangat bersemangat" yang baru-baru ini berpartisipasi dalam protes kampus terhadap dukungan AS terhadap perang Israel di Gaza. Pernyataan itu meminta Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris untuk melakukan penyelidikan independen AS atas pembunuhannya.

"Saya memohon padanya untuk tidak pergi (ke Tepi Barat), tetapi dia memiliki keyakinan yang kuat bahwa dia ingin berpartisipasi dalam tradisi menjadi saksi penindasan terhadap orang-orang dan ketahanan mereka yang bermartabat," Aria Fani, asisten profesor bahasa dan budaya Timur Tengah di University of Washington, mengatakan kepada Guardian.

Presiden universitas tersebut mengatakan, "Aysenur adalah mentor sebaya dalam psikologi yang membantu menyambut mahasiswa baru di departemen tersebut dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan mereka." `SANGAT TERGANGGU`
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Savett mengatakan Washington "sangat terganggu oleh kematian tragis seorang warga negara Amerika" di Tepi Barat pada hari Jumat.

"Kami telah menghubungi Pemerintah Israel untuk meminta informasi lebih lanjut dan meminta penyelidikan atas insiden tersebut," kata Savett dalam sebuah pernyataan.

Senator AS Chris Van Hollen mengatakan Eygi adalah warga negara Amerika ketiga yang tewas di Tepi Barat sejak 7 Oktober, ketika serangan militan Hamas terhadap Israel memicu perang di Gaza dan kebangkitan kembali kekerasan di Tepi Barat.

"Pemerintahan Biden belum berbuat cukup banyak untuk mengejar keadilan dan akuntabilitas atas nama mereka", kata Van Hollen, seorang Demokrat seperti Biden dan Harris, yang duduk di Komite Hubungan Luar Negeri Senat. "Jika Pemerintah Netanyahu tidak akan mengejar keadilan bagi warga Amerika, Departemen Kehakiman AS harus melakukannya."

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengutuk kematian Eygi, dengan mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa Turki "akan terus berupaya di setiap platform untuk menghentikan kebijakan pendudukan dan genosida Israel". Israel membantah tindakannya di wilayah Palestina yang diduduki merupakan genosida.

Dalam insiden terpisah pada hari Jumat di dekat Beita, di desa Qaryut, seorang gadis berusia 13 tahun tewas oleh tembakan Israel, kata pejabat kesehatan Palestina, setelah pemukim menyerang desa tersebut.

WAFA mengutip ayah gadis itu yang mengatakan bahwa dia berada di rumah mereka ketika rumah itu terkena tembakan. Militer Israel mengatakan sedang melakukan penyelidikan setelah pasukannya melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan apa yang digambarkannya sebagai konfrontasi kekerasan antara puluhan orang