JAKARTA - Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menyarankan agar pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak menggunakan buzzer dan kelompok influencer.
Menurutnya, itu hanya menghamburkan angaran negara. Jerry mengatakan menggaet influencer ataupun buzzer sama sekali tidak ada manfaatnya.
“Tak bisa dipungkiri era Jokowi banyak menggunakan buzzer dan influencer untuk memback-up dan menutupi kekurangannya. Pola dan cara kerja mereka hanya puja-puji sang Presiden bak dewa dan raja saja," ucap Jerry dalam keterangan yang diterima katakini.com, Jumat (13/9/2024).
Lanjut Jerry, harga menyewa influencer ataupun buzzer juga tidak murah, membutuhkan anggaran sebesar ratusan miliar. Hal itu hanya membuat mubazzir dan tidak berdampak apapun.
“Saya sudah membaca grand strategy dan grand design pemerintahan Prabowo yang lebih menitik-beratkan pada penguatan sektor pangan, membangun dan memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak bahkan mmeberi makan bergizi bagi anak-anak serta kesejahteraan pegawai dan buruh," ujar Jerry.
Sebetulnya untuk soal urusan marketing politik sebaiknya dipakai cara-cara yang elegan dan punya benefitnya.
Lebih baik, Prabowo menakai jasa para akademisi dan kelompok intelektual, serta konsultan-konsultan yang kompeten dan menguasai bidang dan persoalan untuk menyampaikan pesan pemerintah kepada rakyat.
“Ketimbang bayar `influencer‘ dan ‘buzzer‘ yang tak berguna lebih baik duit itu dipakai untuk beasiswa anak sekolah, ini sudah sesuai konstitusi negara kita. Malahan sejak ada influencer justru negara kira jadi berantakan dan amburadul,” pungkasnya.