• News

Ukraina Undang PBB dan ICRC ke Kursk, Rusia Klaim telah Rebut Kembali Wilayahnya

Yati Maulana | Selasa, 17/09/2024 10:05 WIB
Ukraina Undang PBB dan ICRC ke Kursk, Rusia Klaim telah Rebut Kembali Wilayahnya Orang-orang mengantre di pusat distribusi bantuan kemanusiaan untuk penduduk yang dievakuasi dari wilayah Kursk, Rusia 28 Agustus 2024. REUTERS

KYIV - Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk bergabung dalam upaya kemanusiaan di wilayah Kursk Rusia setelah serbuan lintas batas oleh pasukan Ukraina.

Tentara Ukraina masih berada di wilayah Kursk lebih dari sebulan setelah melancarkan serangan, yang menurut Presiden Volodymyr Zelenskiy telah menguasai sekitar 100 permukiman. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa pasukannya telah merebut kembali kendali atas dua desa lagi.

Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan bahwa ia telah menginstruksikan kementeriannya untuk mengundang PBB dan ICRC untuk bekerja di wilayah Kursk pada hari Minggu. Kementerian tersebut mengonfirmasi bahwa mereka telah mengeluarkan permintaan tersebut.

"Ukraina siap memfasilitasi pekerjaan mereka dan membuktikan kepatuhannya terhadap hukum humaniter internasional," kata Sybiha pada X setelah mengunjungi wilayah Sumy, tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan lintas batas.

Ia mengatakan bahwa tentara Ukraina memastikan bantuan kemanusiaan dan perjalanan yang aman bagi warga sipil di wilayah Kursk.

Kementerian Luar Negeri mengatakan undangan telah dikirim ke ICRC dan PBB, "dengan mempertimbangkan situasi kemanusiaan dan kebutuhan untuk memastikan hak asasi manusia dasar di wilayah wilayah Kursk."
Dikatakan bahwa pihaknya telah meminta ICRC untuk memantau kepatuhan Ukraina terhadap prinsip-prinsip hukum humaniter internasional.

Tidak segera jelas bagaimana atau apakah PBB atau ICRC telah menanggapi.

Kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS, mengutip juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov yang mengatakan bahwa pernyataan tersebut "provokatif". Ia menegaskan bahwa Moskow, yang memulai invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, memperkirakan PBB dan ICRC tidak akan menerima undangan tersebut.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan reaksi Kremlin menunjukkan ketidakpedulian terhadap kebutuhan kemanusiaan rakyatnya sendiri dan ketakutan untuk membiarkan pengamat internasional melihat situasi di Kursk.

Kantor berita milik pemerintah Rusia, RIA, mengatakan bahwa Presiden ICRC, Mirjana Spoljaric telah tiba untuk berkunjung ke Moskow dan berencana untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Minggu lalu, penembakan Rusia menewaskan tiga warga Ukraina yang bekerja untuk ICRC dan melukai dua lainnya di sebuah desa di wilayah garis depan Donetsk, kata pejabat Ukraina. Spoljaric mengutuk serangan tersebut.