• News

Pasca Ledakan Penyeranta, Hizbullah Bersumpah Israel Menjadi Neraka

Aliyudin Sofyan | Jum'at, 20/09/2024 05:07 WIB
Pasca Ledakan Penyeranta, Hizbullah Bersumpah Israel Menjadi Neraka Orang-orang berkumpul di luar American University of Beirut Medical Center saat pager yang mereka gunakan meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon 17 September 2024. REUTERS

BEIRUT – Pasca ledakan penyeranta atau pager, pejuang Hizbullah bersumpah akan menjadikan aksi Israel `neraka`.

Kelompok itu mengalami “pukulan telak” ketika perangkat komunikasi itu diledakkan awal minggu ini di Lebanon.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pada Kamis (19/9/2024),  menyampaikan pernyataan tersebut saat pidato yang disiarkan televisi untuk membahas ledakan yang menewaskan 37 orang dan melukai ribuan orang.

"Kami mengakui bahwa kami telah menerima pukulan telak yang wajar karena kami mengakui keunggulan teknologi Israel, yang didukung oleh AS, NATO, dan Barat," kata Nasrallah.

"Musuh Israel berusaha membunuh 5.000 orang hanya dalam waktu dua menit, tanpa mempedulikan apa pun."

"Jumlah penyeranta yang digunakan anggota HIzbullah ada 4.000, yang menyiratkan bahwa Israel secara sengaja berusaha membunuh 4.000 orang,” katanya.

"Ledakan itu akan dibalas dengan hukuman yang setimpal, perhitungan yang keras, waktu, tempat, dan sifatnya akan kami tentukan," kata Nasrallah seperti dilansir antaranews.com yang bersumber dari Anadolu.

Dia memperingatkan Israel bahwa jika mereka membangun sabuk keamanan di wilayah Lebanon, “negara itu akan berubah menjadi perangkap dan neraka.”

Nasrallah melanjutkan bahwa beberapa komisi investigasi telah dibentuk untuk memeriksa keadaan ledakan tersebut dan mereka telah mencapai kesimpulan yang hampir pasti, tetapi kelompok perlawanan Lebanon itu masih menunggu konfirmasi.

Ia mencatat bahwa parahnya cedera mata akibat ledakan tersebut “telah memberikan kesulitan yang signifikan pada rumah sakit di Lebanon.”

Lebih lanjut, Nasrallah menunjukkan bahwa banyak ledakan terjadi di rumah sakit, pasar, jalan umum dan rumah -- area yang sebagian besar dihuni oleh warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.