• News

Yunani Sebut Israel Tidak Menghadapi Tekanan yang Efektif

Yati Maulana | Rabu, 25/09/2024 23:05 WIB
Yunani Sebut Israel Tidak Menghadapi Tekanan yang Efektif Asap mengepul dari desa Kfar Kila di Lebanon selatan, seperti yang terlihat dari Marjayoun, dekat perbatasan dengan Israel, 20 September 2024. REUTERS

PBB - Israel tidak menghadapi tekanan yang cukup untuk mengakhiri perang di Gaza dan eskalasi di Lebanon adalah ladang ranjau yang mungkin tidak dapat ditangani oleh komunitas internasional dengan, kata menteri luar negeri Yunani pada hari Senin.

Yunani terpilih sebagai anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk tahun 2025-2026 awal tahun ini, dan Athena yakin hubungan historis negara itu dengan dunia Arab dan Israel memberinya kredibilitas untuk bertindak sebagai perantara perdamaian.

"Tampaknya tidak ada tekanan yang efektif terhadap Israel. Kami adalah teman Israel, dan kami adalah mitra strategis Israel, dan kami berusaha untuk bersikap terbuka dan tulus kepada mereka," kata George Gerapetritis kepada Reuters dalam sebuah wawancara di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Yunani mengutuk serangan pada tanggal 7 Oktober oleh militan Islam Hamas terhadap Israel tetapi telah menyerukan penghentian serangan darat dan udara Israel terhadap Gaza yang menurut otoritas Palestina telah menewaskan lebih dari 41.000 orang dan meratakan seluruh kota.

"Yang sebenarnya terjadi saat ini adalah reaksi yang sangat kuat dan berkelanjutan dari pihak Israel," katanya setelah pertemuan dengan menteri luar negeri Uni Eropa dan Arab.

Gerapetritis mengatakan sangat penting bagi negara-negara Arab dan Eropa untuk melakukan inisiatif bersama dan bukan inisiatif yang berbeda yang dapat membebani Israel, tetapi eskalasi di perbatasan Israel-Lebanon beberapa hari terakhir menunjukkan kegagalan internasional kolektif.

"Kami belum mencegah luapan, dan semakin menyebar perang, semakin rumit situasi untuk dipecahkan," katanya. "Lebanon dapat dengan mudah menjadi zona permusuhan yang luar biasa, dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat kami tangani. Ini adalah ladang ranjau yang jelas."

Sejak Juni, Yunani telah berusaha meyakinkan negara-negara anggota di Eropa untuk bergabung dengan proyek untuk sementara waktu membawa anak-anak yang terluka dan trauma akibat perang di Gaza ke Uni Eropa.

Ia mengatakan pembicaraan tersebut, bersama dengan koordinasi logistik dengan Palestina dan Israel, sedang berlangsung dan ia berharap pembicaraan tersebut akan segera membuahkan hasil. Ia mengatakan Yunani dapat menampung sekitar 500 anak sebagai bagiannya.