PARIGI MOUTONG - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan bagi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah.
Kegiatan yang merupakan bagian dari program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Parimo, dan diselenggarakan selama 2 hari, dari 25-26 September 2024.
Pelatihan ini memiliki tujuan meningkatkan kapasitas lembaga keuangan mikro dalam menyediakan layanan inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat desa, khususnya para petani kecil.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor pertanian di Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan petani dan memastikan sektor pertanian terus berlanjut,” ujar Amran.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya fasilitas permodalan yang mumpuni.
“Akses keuangan yang baik sangat penting agar petani dapat menjalankan usahanya dengan baik dan bahkan tumbuh semakin besar,” jelasnya.
Sebagai informasi, Program READSI, yang didanai oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Kementan, fokus pada pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui peningkatan akses layanan keuangan.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Parimo, Sunartin, saat membuka pelatihan yang diikuti oleh 28 peserta dari berbagai LKM di Parimo ini, berharap agar manfaat dari program ini, seperti simpan pinjam dan akses terhadap alat pertanian, tetap dapat dirasakan setelah program berakhir.
"Pelatihan ini diselenggarakan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Hadirnya program READSI telah banyak memberikan perubahan dalam kehidupan petani khususnya di kabupaten Parimo. Banyak sudah pelatihan yang diberikan kepada kita semua dan saya berharap ini tidak hanya berhenti di peserta pelatihan. Bapak dan Ibu harus menularkan ilmu dan pengetahuan yang didapat kepada petani lainnya. Tak hanya di kecamatan Bapak/Ibu, tapi tularkan hingga ke kecamatan lain," ujar Sunartin.
Dengan pelatihan ini, kata Sunartin, peserta diharapkan dapat mengelola keuangan secara mandiri dan mengubah pola pikir kelompok tani. “Kami ingin setiap Poktan dapat diarahkan menuju pola bisnis yang lebih baik, sehingga dapat bertransformasi menjadi lembaga keuangan mikro yang kuat,” ujarnya.
Kementan melalui program READSI berencana untuk terus melaksanakan kegiatan serupa di daerah lain, guna menjangkau lebih banyak LKM dan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Setelah mendapatkan pelatihan Lembaga Keuangan Mikro Potensial Program READSI, seluruh peserta akan mengikuti pelatihan Legalitas Lembaga Keuangan Mikro Potensial Program READSI pada tanggal 27-28 September 2024.
Hal ini, diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan akses keuangan, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan produksi pangan dan peningkatan taraf hidup petani secara berkelanjutan.
Dengan inisiatif ini, Kementan berupaya menunjukkan dedikasi untuk mengembangkan ekonomi pedesaan dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi para petani di Indonesia. Melalui pelatihan dan pemberdayaan, diharapkan masyarakat pedesaan dapat berdaya saing dan mandiri secara finansial.