• News

Jaksa Taiwan Sebut Empat Orang telah Diperiksa Terkait Ledakan Pager Lebanon

Yati Maulana | Jum'at, 27/09/2024 12:05 WIB
Jaksa Taiwan Sebut Empat Orang telah Diperiksa Terkait Ledakan Pager Lebanon Logo Gold Apollo terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 19 September 2024. REUTERS

TAIPEI - Jaksa Taiwan mengatakan pada hari Kamis bahwa sejauh ini mereka telah memeriksa empat orang sebagai saksi dalam penyelidikan mereka terhadap sebuah perusahaan Taiwan yang terkait dengan pager yang meledak minggu lalu di Lebanon dalam pukulan mematikan bagi Hizbullah.

Sumber keamanan mengatakan Israel bertanggung jawab atas ledakan pager yang meningkatkan taruhan dalam konflik yang berkembang antara kedua belah pihak. Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.

Bagaimana atau kapan pager tersebut dijadikan senjata dan diledakkan dari jarak jauh masih menjadi misteri publik dan perburuan untuk mendapatkan jawaban telah melibatkan Taiwan, Bulgaria, Norwegia, dan Rumania.

Gold Apollo yang berbasis di Taiwan mengatakan minggu lalu bahwa mereka tidak memproduksi perangkat yang digunakan dalam serangan tersebut, dan bahwa perusahaan BAC yang berbasis di Hungaria yang menjadi asal pager tersebut memiliki lisensi untuk menggunakan mereknya. Pemerintah Taiwan juga mengatakan bahwa pager tersebut tidak dibuat di Taiwan.

Seorang juru bicara Kantor Kejaksaan Distrik Shilin di Taipei, yang telah memimpin penyelidikan terhadap Gold Apollo, mengatakan selain dua orang yang diperiksa minggu lalu, mereka juga telah memeriksa satu karyawan saat ini dan satu mantan karyawan sebagai saksi.

"Kami sedang memproses kasus ini dengan cepat dan mencari penyelesaian sesegera mungkin," tambah juru bicara tersebut, menolak menyebutkan nama orang-orang yang diperiksa atau mengatakan apakah jaksa berencana untuk memeriksa orang-orang lainnya.

Minggu lalu, jaksa memeriksa presiden dan pendiri Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, dan Teresa Wu, satu-satunya karyawan dari sebuah perusahaan bernama Apollo Systems.

Gold Apollo belum mengomentari penyelidikan itu dan tidak menanggapi permintaan komentar lebih lanjut pada hari Kamis. Reuters belum dapat menghubungi Wu untuk memberikan komentar. Keduanya tidak menjawab pertanyaan wartawan minggu lalu ketika mereka meninggalkan kantor kejaksaan.