• News

Putin Perintahkan 133.000 Prajurit Ikut Wajib Militer Musim Gugur

Yati Maulana | Selasa, 01/10/2024 11:05 WIB
Putin Perintahkan 133.000 Prajurit Ikut Wajib Militer Musim Gugur Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang di Moskow, Rusia, 21 Agustus 2024. Sputnik via REUTERS

MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan wajib militer 133.000 prajurit baru dalam wajib militer musim gugur Rusia yang dimulai 1 Oktober dan berlangsung hingga akhir tahun, menurut dekrit Kremlin yang diterbitkan pada hari Senin.

Keputusan tersebut, yang dipublikasikan di surat kabar milik pemerintah Rusia Rossiyskaya Gazeta, menyerukan pelaksanaan wajib militer bagi warga negara "berusia 18 hingga 30 tahun, yang tidak termasuk dalam cadangan dan wajib militer sesuai dengan Hukum Federal ... yang jumlahnya 133.000 orang."

Kepala kantor wajib militer Rusia, Wakil Laksamana Vladimir Tsimlyansky mengatakan bahwa persyaratan wajib militer tetap sama: dinas selama 12 bulan di unit militer di Rusia.

"Saya ingin mencatat bahwa wajib militer tidak akan dipanggil untuk berpartisipasi dalam operasi militer khusus di wilayah baru," Rossiyskaya Gazeta mengutip pernyataan Tsimlyansky.

Rusia menyebut perangnya di Ukraina, yang dimulai dengan invasi skala penuh pada Februari 2022, sebagai operasi militer khusus. Kyiv dan sekutunya menyebutnya sebagai upaya imperialis yang tidak beralasan untuk merebut tanah.

Dalam sebuah langkah yang dikecam oleh sebagian besar dunia Barat, Rusia mencaplok sebagian wilayah Ukraina tenggara pada akhir tahun 2022, menyebut wilayah itu sebagai `wilayah baru.`

Mengutip meningkatnya ancaman di perbatasan barat Rusia, Putin pada bulan September memerintahkan tentara Rusia untuk ditingkatkan sebanyak 180.000 tentara menjadi 1,5 juta prajurit aktif, sebuah langkah yang akan menjadikannya yang terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Presiden AS Joe Biden, dan para pemimpin NATO lainnya menyalahkan Putin karena menjadi satu-satunya agresor dalam konflik tersebut, membuka tab baru di Ukraina, dan menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya yang lain.