JAKARTA – Tren hiburan di Indonesia kian banyak dan bervariasi menjelang akhir tahun ini seperti menonton konser, liburan, berbelanja, dan lain-lain.
Ada kiat khusus agar tidak semua tren hiburan tersebut diikuti, apalagi dianggap wajib. Kuncinya adalah seseorang harus bisa membatasi diri.
Psikolog Pendidikan sekaligus dosen Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Adhissa Qonita, M.Psi., menyarankan seseorang untuk memikirkan kembali seberapa penting hal tersebut untuk dilakukan.
"Ini nggak harus FOMO (Fear of Missing Out), konteksnya adalah bagaimana cara kita mengerem diri, secara umum kita bisa melihat ke diri kita sendiri sebelum kita menyimpulkan dan menyelesaikan sesuatu," kata Adhissa di Jakarta, Senin (7/10/2024).
Menurut Adhissa, penting bagi seseorang untuk berpikir sejenak sambil melihat faktor kerugian dan keuntungan suatu kegiatan hiburan sebelum melakukannya (terutama yang bersifat tren belaka).
Jangan lupa untuk melihat ketersediaan anggaran dan tenaga sebelum melakukan suatu kegiatan hiburan.
"Kalau berpikirnya tergantung ke orang masing-masing, tapi tidak harus sehari, sebenarnya cuma butuh beberapa menit saja dan kita bisa melihat pro`s (pro) & con`s (kontra) nya, take a time dulu," ujar dia.
"Secara keuangan, memenuhi nggak kita (jika menggunakannya untuk kegiatan hiburan), kalau pun memenuhi apakah uangnya akan dipakai untuk kebutuhan lain atau tidak," sambungnya.
Menurutnya, mengukur diri itu wajib. Harus lihat dari dua sisi yang menguntungkan atau merugikan.