• News

PM Hongaria Orban Sebut Ukraina Tidak Bisa Menang di Medan Perang

Yati Maulana | Jum'at, 11/10/2024 11:05 WIB
PM Hongaria Orban Sebut Ukraina Tidak Bisa Menang di Medan Perang Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menghadiri konferensi pers di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis 8 Oktober 2024. REUTERS

BUDAPEST - Ukraina tidak bisa memenangkan perang dengan Rusia di medan perang, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan pada hari Selasa. Dia menambahkan dialog dan gencatan senjata diperlukan untuk menyelamatkan nyawa.

Sebelumnya, menteri keuangan Hongaria mengatakan Budapest akan menunda kesepakatan akhir pinjaman G7 senilai $50 miliar untuk Ukraina hingga setelah pemilihan presiden AS dengan menunda keputusannya mengenai waktu perpanjangan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia.

Berbicara dalam sebuah pengarahan di Strasbourg, Orban mengatakan bahwa kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump, jika terpilih, tidak akan menunggu hingga pelantikannya tetapi akan mulai mengupayakan perdamaian di Ukraina tepat setelah pemilihan 5 November, seraya menambahkan bahwa para pemimpin Eropa harus bereaksi terhadap hal itu.

Orban, yang telah lama mendukung Trump, juga mengatakan bahwa komunikasi langsung dan tidak langsung diperlukan antara pihak-pihak yang bertikai dan merupakan bagian dari politik internasional bahwa pihak ketiga menjadi penengah di antara mereka.

"Kami tidak ingin menghalangi apa pun, kami hanya ingin meyakinkan para pemimpin Eropa untuk mengubah strategi mereka (mengenai Ukraina) karena strategi saat ini tidak berhasil," kata Orban. Beberapa hari setelah Hongaria mengambil alih jabatan presiden bergilir Uni Eropa pada bulan Juli, Orban memulai misi perdamaian gadungan yang mencakup kunjungan ke Moskow dan Kyiv serta Trump, dan memicu reaksi keras dari para pemimpin Eropa.

Orban mengatakan negaranya menginginkan hubungan ekonomi yang normal dengan Rusia di wilayah yang tidak terkena sanksi. Hongaria sangat bergantung pada impor minyak mentah dan gas Rusia, dan Rosatom Rusia juga sedang membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Hongaria.

"Kami transparan, kami melakukan apa yang kami katakan. Dan kami pikir di wilayah yang tidak terkena sanksi antara Uni Eropa dan Rusia, wajar jika kami ingin memiliki hubungan ekonomi yang normal dengan Rusia," kata Orban, menuduh beberapa rekan sejawat Barat "munafik", dengan menyebutkan berapa banyak minyak dan gas yang telah mereka beli dari Rusia. Ia tidak menyebutkan nama negara tersebut.

Konferensi pers Orban sempat diinterupsi oleh seorang politisi dari oposisi Koalisi Demokratik (DK), yang berlari ke ruangan sambil berteriak dan menuduh Orban "mengkhianati" negaranya, menjualnya ke Rusia dan China. Ia dikawal keluar oleh petugas keamanan.