MAKASSAR - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan kapasitas SDM pertanian termasuk dalam kesejahteraan para petani melalui berbagai strategi dan program strategis.
Di antaranya dengan mengelar pertemuan Penyusunan Dokumen Lesson Learned Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI). Program ini bertujuan menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan mendukung kehidupan petani di daerah yang membutuhkan.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan sektor pertanian. Dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI, Amran mengatakan, Kementan berkomitmen untuk memastikan kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor pertanian di Indonesia.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, menyampaikan kini pembangunan pertanian dihadapkan pada tantangan seperti perubahan iklim, tekanan geopolitik, pertumbuhan penduduk dan konversi lahan pertanian.
“Dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan konversi lahan pertanian, kita perlu mengembangkan strategi pertanian yang produktif dan berkelanjutan,” ungkapnya saat memberikan arahan dan membuka Pertemuan Penyusunan Dokumen Lesson Learned Program READSI, di Makassar, Rabu (10/10/2024).
Diketahui, Kementan melalui BPPSDMP cq. Pusat Pelatihan Pertanian ditetapkan sebagai Pelaksana Utama Program READSI. Program ini fokus pada meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin di wilayah lokasi Program READSI (5 Provinsi dan 13 Kabupaten), termasuk memberdayakan rumah tangga petani di pedesaan.
Saat ini Program READSI sedang memasuki periode penyelesaian (project completion). Untuk itu BPPSDMP Kementan mengajak semua stakeholder untuk berkontribusi dalam menyusun lesson learned dari program tersebut.
"Kami mengharapkan keterlibatan aktif bapak /Ibu semua untuk menuangkan hasil–hasil temuan di lapangan tersebut yang akan kita rincikan satu persatu menjadi sebuah lesson learned yang lengkap atas pembelajaran yang terjadi di program READSI. Sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak pada saat berakhirnya project ini," ujar Santi.
Direktur Program READSI, Muhammad Amin, menjelaskan bahwa seluruh kegiatan teknis dalam program READSI telah rampung. Kini, program tersebut tengah mamasuki tahap evaluasi capaian output dan pengelolaan pengetahuan.
“Kami sedang memasuki periode penyelesaian, dan kini fokus pada evaluasi capaian output serta pengelolaan pengetahuan yang menjadi bagian integral dari program ini,” ujar Amin.
Proses evaluasi READSI melibatkan Knowledge Management, yang mencakup pengumpulan dan pengelolaan informasi guna merekomendasikan langkah-langkah keberlanjutan proyek. Ini termasuk identifikasi Most Significant Change (MSC), pembelajaran dari berbagai pengalaman, serta pengumpulan Success Stories dan Best Practices dari penerima manfaat.
Kerja sama dengan Senarai Quantum Indonesia (SQ.ID) telah menghasilkan 195 cerita dari 13 kabupaten, yang kemudian disaring menjadi 65 cerita yang paling representatif. Cerita-cerita ini menawarkan perspektif beragam tentang perubahan yang terjadi, yang selanjutnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan dokumen pembelajaran (lesson learned).
Kegiatan penyusunan dokumen lesson learned akan berlangsung selama tiga hari, dari 10 hingga 12 Oktober 2024. Selama acara ini, peserta akan membahas analisis data, kerangka dokumen Knowledge Management, dan peran PHLN dalam mendukung pembangunan pertanian. Acara ini dihadiri oleh 50 peserta, termasuk manajer PPSU, DPMO, dan tim analisa dari SQ.ID.
Diharapkan, hasil dari pertemuan ini akan memberikan kerangka dan analisis yang diperlukan untuk menyusun dokumen pembelajaran Program READSI, yang nantinya dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan program-program di masa mendatang.
Program READSI diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang tidak hanya bermanfaat bagi para petani, tetapi juga dapat menginspirasi inisiatif serupa di masa depan. Keterlibatan aktif semua pihak dalam penyusunan lesson learned ini diharapkan akan menciptakan fondasi yang kuat untuk keberlanjutan program pertanian di Indonesia.