Semakin Otoriter, Venezuela Batalkan Paspor Puluhan Aktivis dan Jurnalis

Yati Maulana | Senin, 14/10/2024 12:10 WIB
Semakin Otoriter, Venezuela Batalkan Paspor Puluhan Aktivis dan Jurnalis Presiden Venezuela Nicolas Maduro bereaksi pada hari pemungutan suara selama pemilihan presiden di Caracas, Venezuela 28 Juli 2024. REUTERS

VENEZUELA - Venezuela membatalkan paspor puluhan jurnalis dan aktivis sejak Presiden Nicolas Maduro mengklaim kemenangan pemilihan ulang. Ini menjadi bagian dari apa yang dikatakan kelompok hak asasi manusia sebagai kampanye penindasan yang semakin intensif terhadap lawan-lawan presiden otoriter itu, seperti dilaporkan Financial Times pada hari Sabtu.

Setidaknya 40 orang, sebagian besar jurnalis dan aktivis hak asasi manusia telah dibatalkan paspornya tanpa penjelasan, surat kabar itu melaporkan, mengutip kelompok hak asasi yang berbasis di Caracas, Laboratorio de Paz.

Kelompok itu memperingatkan bahwa jumlah orang yang paspornya dibatalkan kemungkinan akan jauh lebih tinggi karena ketakutan warga Venezuela untuk melaporkan kasus-kasus, kata FT.

Laboratorio de Paz tidak dapat segera dihubungi untuk laporan tersebut. Orang-orang telah disita paspornya oleh pihak berwenang saat mencoba menaiki pesawat dari bandara utama negara itu, demikian dilaporkan surat kabar tersebut, mengutip kelompok hak asasi manusia.

Tidak seperti pembunuhan atau penyiksaan, yang memiliki biaya politik lebih tinggi, pemerintah telah menemukan bahwa pembatalan paspor adalah cara yang efektif untuk menetralkan dan meredam suara-suara kritis dengan upaya minimal, demikian dilaporkan surat kabar tersebut mengutip Rafael Uzcátegui, salah satu direktur kelompok hak asasi manusia.

Laporan tersebut muncul setelah Maduro dinyatakan sebagai pemenang pemungutan suara yang disengketakan pada bulan Juli oleh otoritas pemilihan dan peradilan, sebuah klaim yang ditolak sebagai salah oleh pihak oposisi.