• News

Netanyahu Tolak Gencatan Senjata yang Diusulkan Prancis Jika Hizbullah Tidak Dihentikan

Yati Maulana | Rabu, 16/10/2024 15:05 WIB
Netanyahu Tolak Gencatan Senjata yang Diusulkan Prancis Jika Hizbullah Tidak Dihentikan Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato pada upacara di Yerusalem, 13 Mei 2024. Pool via REUTERS

YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa dia memberi tahu Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa dia tidak akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang gagal menghentikan persenjataan kembali dan pengelompokan kembali Hizbullah.

Macron sebelumnya menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran serta diakhirinya ekspor senjata yang digunakan di Jalur Gaza dan Lebanon.

"Perdana Menteri mengatakan kepada Presiden Macron bahwa ia menentang gencatan senjata sepihak, yang tidak akan mengubah situasi keamanan di Lebanon dan akan mengembalikan negara itu ke keadaan sebelumnya," kata pernyataan dari kantornya.

"Ia menekankan bahwa Israel beroperasi melawan organisasi teroris Hizbullah untuk mencegahnya mengancam warga Israel di perbatasan utara dan memungkinkan mereka kembali ke rumah mereka dengan aman."

Pada hari Senin, Prancis menolak tuntutan yang diajukan oleh Netanyahu agar misi penjaga perdamaian PBB, yang dikenal sebagai UNIFIL, mundur dari posisinya di Lebanon, sementara Prancis telah memanggil duta besar Israel atas insiden di mana pasukan Israel melepaskan tembakan ke tiga posisi yang dipegang oleh pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan.

Netanyahu, katanya, terkejut dengan niat Presiden Macron untuk menyelenggarakan konferensi di Paris mengenai isu Lebanon, dengan peserta seperti Afrika Selatan dan Aljazair, "yang berupaya untuk menolak hak fundamental Israel untuk membela diri dan, pada dasarnya, menolak haknya untuk eksis".

Dalam sebuah pesan kepada Macron, kantor Netanyahu juga mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa Negara Israel didirikan melalui "Perang Kemerdekaan dengan darah para pejuang heroik kita, banyak di antaranya adalah penyintas Holocaust, termasuk dari rezim Vichy di Prancis." Ditambahkannya bahwa dalam beberapa dekade terakhir, PBB telah menyetujui ratusan resolusi antisemit terhadap Israel.