• News

Kepung Rumah Sakit di Gaza Utara, Israel Klaim Fokus pada Infrastruktur Hamas

Yati Maulana | Senin, 21/10/2024 11:05 WIB
Kepung Rumah Sakit di Gaza Utara, Israel Klaim Fokus pada Infrastruktur Hamas Seorang anak laki-laki Palestina melihat lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah, di Nuseirat di Jalur Gaza tengah, 1 Oktober 2024. REUTERS

KAIRO - Serangan udara Israel yang menghantam beberapa rumah dan gedung hunian bertingkat di kota Beit Lahiya di Gaza utara pada hari Sabtu menyebabkan puluhan korban, kata dokter dan pejabat, dengan operasi penyelamatan masih berlangsung.

Kantor media Hamas mengatakan sedikitnya 73 orang tewas dalam serangan itu. Tidak ada angka korban resmi yang langsung tersedia dari kementerian kesehatan, namun Medway Abbas, seorang pejabat senior kementerian kesehatan, mengatakan angka-angka tersebut akurat.

Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut tetapi mengatakan angka-angka yang dikeluarkan oleh kantor media Hamas dibesar-besarkan. Dikatakan angka-angka tersebut tidak sesuai dengan informasinya sendiri, amunisi yang digunakan atau keakuratan serangan, yang dikatakannya ditujukan pada target Hamas.

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan operasi penyelamatan terhambat oleh pemutusan layanan telekomunikasi dan internet untuk hari kedua. Sebelumnya pada hari itu, kementerian kesehatan Gaza mengatakan serangan militer Israel menewaskan 35 warga Palestina di seluruh wilayah kantong itu.

"Ini adalah perang genosida dan pembersihan etnis. Pendudukan telah melakukan pembantaian yang mengerikan di Beit Lahiya," kata kantor media Hamas.

Warga dan petugas medis mengatakan pasukan Israel telah memperketat pengepungan mereka di Jabalia, kamp terbesar dari delapan kamp bersejarah di daerah kantong itu, yang dikepung dengan mengirimkan tank ke kota-kota terdekat Beit Hanoun dan Beit Lahiya serta mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga.

Pejabat Israel mengatakan perintah evakuasi ditujukan untuk memisahkan pejuang Hamas dari warga sipil dan membantah adanya rencana sistematis untuk mengusir warga sipil dari Jabalia atau wilayah utara lainnya.

Di Jabalia, penduduk mengatakan pasukan Israel mengepung beberapa tempat penampungan yang menampung keluarga pengungsi sebelum menyerbu dan menahan puluhan pria. Rekaman di media sosial, yang tidak dapat segera diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan puluhan pria Palestina duduk di tanah di samping tank, sementara yang lain digiring oleh seorang tentara ke tempat berkumpul.

Penduduk dan petugas medis mengatakan pasukan Israel mengebom rumah-rumah dan mengepung rumah sakit, mencegah pasokan medis dan makanan masuk untuk memaksa mereka meninggalkan kamp.

Pejabat kesehatan mengatakan mereka menolak perintah tentara Israel untuk mengevakuasi rumah sakit atau meninggalkan pasien, banyak yang dalam kondisi kritis, tanpa pengawasan. "Rumah sakit di Gaza utara sangat kekurangan pasokan medis dan tenaga kerja serta kewalahan dengan banyaknya korban," kata Hussam Abu Safiya.

"Kami sekarang mencoba memutuskan siapa di antara yang terluka yang perlu kami tangani terlebih dahulu, dan beberapa yang terluka meninggal karena kami tidak dapat menangani mereka," katanya.

SELEBRANT SINWAR
Sebelumnya pada hari Sabtu, pesawat Israel menjatuhkan selebaran di atas Gaza selatan yang memperlihatkan foto kepala Hamas Yahya Sinwar yang telah meninggal dengan pesan "Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza", menggemakan bahasa yang digunakan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Langkah tersebut dilakukan setelah serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 108 orang di seluruh Jalur Gaza pada hari Sabtu, kata pejabat kesehatan Palestina.

"Siapa pun yang menjatuhkan senjata dan menyerahkan sandera akan diizinkan pergi dan hidup dengan damai," demikian bunyi selebaran yang ditulis dalam bahasa Arab, menurut penduduk kota selatan Khan Younis dan gambar yang beredar daring.

Kata-kata dalam selebaran tersebut berasal dari pernyataan Netanyahu pada hari Kamis setelah Sinwar dibunuh oleh tentara Israel yang beroperasi di Rafah, di selatan dekat perbatasan Mesir, pada hari Rabu.

Serangan 7 Oktober yang direncanakan Sinwar terhadap komunitas Israel setahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang, dengan 253 lainnya diseret kembali ke Gaza sebagai sandera, menurut penghitungan Israel.

Perang Israel berikutnya telah menghancurkan Gaza, menewaskan lebih dari 42.500 warga Palestina, dengan 10.000 korban tewas lainnya yang tidak terhitung jumlahnya diperkirakan terkubur di bawah reruntuhan, kata otoritas kesehatan Gaza.

Di kamp Al-Maghzai di Jalur Gaza tengah, serangan Israel terhadap sebuah rumah menewaskan 11 orang, sementara serangan lain di kamp Nuseirat di dekatnya menewaskan empat orang lainnya.

Lima orang lainnya tewas dalam dua serangan terpisah di Kota-kota di selatan Gaza, Khan Younis dan Rafah, kata petugas medis, sementara tujuh warga Palestina tewas di kamp Shati di Jalur Gaza utara.

Kemudian pada hari Sabtu, serangan Israel menewaskan Ratusan warga Palestina di Nuseirat, kata petugas medis.

Pada Jumat malam, petugas medis mengatakan 33 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dan 85 lainnya terluka dalam serangan Israel yang menghancurkan sedikitnya tiga rumah di Jabalia.

Militer Israel mengatakan tidak mengetahui insiden itu.
Dikatakan bahwa pasukan terus melakukan operasi terhadap Hamas di seluruh wilayah kantong itu, menewaskan beberapa orang bersenjata di Rafah dan Jabalia serta membongkar infrastruktur militer. Petugas medis Palestina mengatakan lima orang tewas di Jabalia pada Sabtu.