WASHINGTON - Peretas Tiongkok yang menyadap sistem Verizon menargetkan telepon yang digunakan oleh orang-orang yang berafiliasi dengan kampanye calon presiden Demokrat Kamala Harris, kata seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut pada hari Jumat.
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dan pasangannya, JD Vance, juga menjadi sasaran, menurut laporan media. Reuters tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut.
The New York Times melaporkan para penyelidik sedang bekerja untuk menentukan komunikasi apa, jika ada, yang diambil dari Trump dan Vance.
Kampanye Trump diberi tahu minggu ini bahwa Trump dan Vance termasuk di antara sejumlah orang di dalam dan luar pemerintahan yang nomor teleponnya menjadi sasaran melalui infiltrasi sistem telepon Verizon (VZ.N), tambah laporan Times.
Kampanye Trump tidak mengonfirmasi bahwa telepon Trump dan Vance menjadi sasaran.
Steven Cheung, direktur komunikasi kampanye, mengatakan Wakil Presiden Harris telah membuat Tiongkok dan Iran berani menyerang infrastruktur AS untuk mencegah Trump kembali menjabat.
Meskipun tidak mengetahui situasi spesifiknya, kedutaan besar Tiongkok di Washington mengatakan Tiongkok menentang dan memerangi serangan siber dan pencurian siber dalam segala bentuk.
"Pemilihan presiden adalah urusan dalam negeri Amerika Serikat. Tiongkok tidak berniat dan tidak akan ikut campur dalam pemilihan AS," kata juru bicara kedutaan saat dihubungi untuk dimintai komentar.
Tim kampanye Harris tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Penjualan iPhone Apple di Tiongkok merosot 0,3% pada kuartal ketiga. Sementara pesaingnya Huawei membukukan lonjakan penjualan sebesar 42%.
Tim kampanye Trump diretas awal tahun ini. Departemen Kehakiman AS mendakwa tiga anggota Korps Garda Revolusi Iran atas peretasan tersebut, menuduh mereka mencoba mengganggu pemilihan 5 November.
FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka sedang menyelidiki akses tidak sah ke infrastruktur telekomunikasi komersial oleh orang-orang yang terkait dengan Tiongkok.
Pernyataan bersama oleh lembaga-lembaga tersebut tidak menyebutkan target insiden tersebut.
Verizon mengatakan pihaknya menyadari adanya upaya canggih yang dilaporkan menargetkan perusahaan telekomunikasi AS dan mengumpulkan informasi intelijen. Perusahaan telekomunikasi terbesar AS itu menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan penegak hukum.