Lewat Event Ini, Mahasiswa UB Kupas Peluang dan Tantangan Green Economy

| Senin, 28/10/2024 21:39 WIB
Lewat Event Ini, Mahasiswa UB Kupas Peluang dan Tantangan Green Economy Mahasiswa Universitas Brawijaya menggelar diskusi bertajuk Youngpreneur Business Summit (YBS) 2024, di Kampus Universitas Brawijaya, Malang, Senin (28/20/2024). (foto:ist)

MALANG - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mengupas tuntas peluang dan tantangan green economy dalam diskusi bertajuk Youngpreneur Business Summit (YBS) 2024 di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang, Senin (28/10/2024).

Diskusi tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Brawijaya Entrepreneur Festival (BEF), yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Wirausaha Universitas Brawijaya. Acara yang mengangkat tema ‘Unlocking the Potential of Green Economy’ ini mempertemukan wirausahawan muda, inovator, dan stakeholders dari berbagai sektor.

Acara ini secara resmi dibuka oleh Kasubdit Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Brawijaya, Ilhamuddin, S.Psi., M.A, yang memberikan sambutan kepada seluruh peserta. Kepala Pusat Pengembangan Entrepreneurship, Start Up, dan Inkubator Bisnis (PPES), Inggang Perwangsa Nuralam, SE., MBA., Ph.D turut memberikan sambutan terkait gambaran umum tentang pentingnya isu ekonomi hijau bagi generasi muda.

Diskusi ini menghadirkan keynote speech Ardantya Syahreza, Chairman of Malang Health Tourism, yang memberikan
wawasan mendalam mengenai potensi ekonomi hijau di sektor pariwisata.

“Green economy adalah crucial topic yaitu sebuah upaya untuk pengembangan pada kesejahteraan alam. Oleh karena itu dibutuhkan pemuda-pemuda untuk membuka wawasan agar memajukan
pengolahan pangan di Indonesia,” tutur Ardantya.

“Akan ada usaha-usaha baru yang bisa dilihat dari problem-problem lingkungan untuk menjadi sebuah ide bisnis yang menjawab problem-problem di masyarakat.” ujarnya.

Selanjutnya, diskusi diisi dengan sesi pitching yang diawali oleh Kepala Cabang Dinas Kehutanan Malang, Hoshaiah Nehemiah Lantu, S.Hut., M.M., dengan tema ‘Exploring the Potential of Green
Economy through Sustainable Forest Management’. Dia menekankan pentingnya manajemen keberlanjutan hutan dalam pengembangan green economy.

”Green economy adalah peningkatan
ekonomi yang berkesinambungan. Green economy itu dinamis menyesuaikan keadaan alam.” ucap Hoshaiah

Selanjutnya, Founder & CEO AMATI Indonesia, Viringga Kusuma, memimpin sesi pitching mengenai ‘Green Community’s Power: Building a Green Business Ecosystem and Empowering Youth to Drive Change.’ Dalam sesi ini, Viringga menjelaskan pentingnya komunitas hijau dalam menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan memberdayakan generasi muda untuk menjadi agen perubahan.

Kemudian, sesi pitching dilanjutkan oleh CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano, yang mengangkat upaya mengatasi masalah limbah, dengan tema ‘Innovative and Sustainable Waste
Management: Waste4Change`s Holistic Solutions for a Circular Economy.’

“Menjadi seorang greenpreneur memiliki peluang besar asalkan kita berpegang pada dua kunci utama: pertama,
mendalami isu-isu lingkungan; kedua, memahami ilmu bisnis, seperti perhitungan laba rugi. Jika
merasa belum mampu, jangan ragu untuk menggandeng teman atau membangun kemitraan.” ujar Junerosano

Selanjutnya sesi pitching diisi oleh I Komang Sukarma, Founder & CEO Tarunira, yang mengangkat tema ‘Sustainable Agriculture Products: Empowering Local Farmers to Lead the Green Business Revolution.’ Tarunira
berhasil memberdayakan petani lontar lokal di Bali untuk menghasilkan produk pertanian yang berkelanjutan. Komang menyampaikan bahwa “memulai green business harus tahu betul apa yang
dikerjakan dan produk apa yang dijual”.

Sesi pitching berikutnya berfokus pada tema ‘Empowering Green Entrepreneurs: SevenPreneur`s Incubation Programs for Sustainable Innovation,’ yang dibawakan oleh Co-Founder & COO 7Preneur,
Stanley Sebastian.

“Secara ekonomi, Indonesia memiliki proyeksi pertumbuhan yang positif jika dibandingkan dengan negara-negara lain, dengan laju pertumbuhan ekonomi mencapai 5,17% yang mencerminkan peningkatan implementasi tujuan SDG ke-8” ujar Stanley.

Sebagai penutup, acara diakhiri dengan sesi panel diskusi yang melibatkan berbagai stakeholders dan audiens untuk saling berinteraksi dan bertukar ide dengan tema ‘Harnessing Green Economy Potential: Strategies for Eco-Friendly Practices, Sustainable Innovation, and Financial Support.’