JAKARTA - Pemimpin baru Indonesia Prabowo Subianto ingin merampungkan gedung-gedung pemerintahan dan parlemen utama di ibu kota baru senilai $32 miliar dalam empat tahun ke depan, menurut seorang menteri kabinet.
Proyek ibu kota, sebuah inisiatif mantan Presiden Joko Widodo, berupaya memindahkan pusat kekuasaan Indonesia sekitar 1.200 km (745 mil) dari Jakarta yang tenggelam dan padat ke Nusantara, yang terletak di hutan di pulau Kalimantan.
"Dia (Prabowo) bahkan berharap pelantikan presiden dan wakil presiden Indonesia berikutnya pada tahun 2029 dapat dilakukan di Nusantara," Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, mengatakan pada hari Sabtu di akun Instagram-nya.
Pernyataan tentang niat Prabowo muncul di tengah keraguan bahwa ia akan melanjutkan proyek tersebut dengan kecepatan yang sama seperti Widodo, yang secara diam-diam mendukungnya untuk pemilihan umum, dan apakah anggaran negara dapat digunakan untuk mendanai Nusantara di samping program makan gratis bernilai miliaran dolar, janji kampanye pemilihannya.
Namun, Raja Juli mengatakan lebih lanjut tidak boleh ada pertanyaan tentang komitmen Prabowo untuk melanjutkan proyek warisan pendahulunya, karena ia telah menjamin akan menyelesaikannya.
"Bagi beliau (Prabowo), Nusantara adalah ibu kota politik. Itulah sebabnya dalam empat tahun ke depan, selain gedung pemerintahan, kita harus merampungkan gedung legislatif dan yudikatif," imbuhnya.
Gedung-gedung pemerintahan utama, seperti istana presiden dan sejumlah rumah dinas pejabat negara baru saja rampung, sementara pembangunan jalan tol dan bandara sedang berlangsung.
Sejak pembangunan dimulai pada 2022, proyek ini menghadapi kendala dalam menarik investasi asing, yang akan membantu mempercepat kemajuannya.
Pemerintah telah sepakat bahwa hanya seperlima dari total anggaran akan berasal dari negara.
Bulan lalu, investasi asing pertama diterima oleh perusahaan properti asal Tiongkok, Delonix Group, yang menginvestasikan 500 miliar rupiah ($31,80 juta) untuk membangun hotel dan kantor.