Alasan Ilmiah Listrik Mematikan Organ Manusia

M. Habib Saifullah | Rabu, 30/10/2024 17:05 WIB
Alasan Ilmiah Listrik Mematikan Organ Manusia Ilustrasi kabel listrik (Foto: Unsplash/Kelly Sikkema)

Jakarta - Tegangan listrik dapat menjadi mematikan karena mampu menghasilkan arus listrik yang cukup kuat untuk merusak jaringan tubuh manusia. Secara ilmiah, tegangan yang mematikan berhubungan dengan beberapa faktor berikut:

  1. Arus Listrik (Ampere): Bahaya sebenarnya pada tubuh manusia disebabkan oleh arus listrik (bukan hanya tegangan). Arus listrik sebesar 0,1 hingga 0,2 ampere (100-200 mA) yang melewati tubuh dapat cukup untuk mengganggu fungsi jantung dan menyebabkan fibrilasi ventrikel, yang merupakan kondisi mematikan jika tidak segera ditangani. Bahkan arus sebesar 10 mA sudah dapat menyebabkan kontraksi otot yang tidak terkendali.

  2. Hambatan Tubuh Manusia: Tubuh manusia memiliki hambatan listrik alami, yang dapat bervariasi antara 1.000 hingga 100.000 ohm tergantung pada kondisi kulit (kering atau basah). Ketika tegangan listrik tinggi diaplikasikan pada tubuh, tegangan ini dapat “menekan” arus melewati hambatan tubuh. Pada tegangan yang sangat tinggi, hambatan kulit bahkan dapat rusak, memungkinkan arus yang lebih besar melewati tubuh dan menembus organ dalam.

  3. Jalur Arus melalui Tubuh: Bahaya listrik meningkat tergantung pada jalur arus yang mengalir dalam tubuh. Jika arus mengalir dari tangan ke tangan atau dari tangan ke kaki (melewati jantung), risiko kerusakan organ vital lebih tinggi. Jalur ini bisa menyebabkan fibrilasi atau berhentinya jantung dan kerusakan pada sistem saraf.

  4. Durasi Paparan Arus: Semakin lama tubuh terpapar arus listrik, semakin besar kerusakan yang dapat ditimbulkan. Arus kecil yang berlangsung dalam waktu lama bisa tetap berbahaya, sementara paparan singkat arus besar berpotensi mematikan dalam waktu singkat.

  5. Efek Termal: Arus listrik yang kuat dapat menyebabkan panas pada jaringan tubuh karena adanya resistensi. Hal ini bisa menyebabkan luka bakar serius pada kulit dan jaringan di dalam tubuh. Tegangan tinggi bisa menyebabkan luka bakar dalam atau kerusakan jaringan permanen.

  6. Frekuensi Arus Listrik: Arus listrik frekuensi rendah (seperti listrik AC 50-60 Hz) yang biasa digunakan pada instalasi rumah tangga justru lebih berbahaya bagi tubuh dibandingkan arus DC atau AC frekuensi tinggi. Frekuensi ini beresonansi dengan frekuensi impuls jantung, sehingga meningkatkan risiko fibrilasi ventrikel pada jantung.

Secara umum, tegangan listrik tinggi di atas 50 volt AC atau 120 volt DC sudah dapat berpotensi membahayakan manusia, terutama dalam kondisi tertentu seperti kontak dengan kulit basah atau adanya faktor lingkungan yang mendukung aliran arus listrik lebih besar ke dalam tubuh.