M. Habib Saifullah | Kamis, 31/10/2024 11:05 WIB
Ilustrasi kerusuhan (Foto: Reuters)
JAKARTA - Jakarta sebagai ibu kota Indonesia yang multietnis dan multireligius, telah mengalami beberapa konflik agama yang diwarnai ketegangan antar kelompok dengan latar belakang yang berbeda. Konflik ini umumnya dipicu oleh faktor politik, ekonomi, atau sosial.
Berikut ini beberapa konflik dan kerusuhan yang pernah terjadi di Jakarta:
1. Kerusuhan Mei 1998
- Latar Belakang: Kerusuhan Mei 1998 merupakan salah satu peristiwa besar yang terjadi menjelang jatuhnya rezim Orde Baru. Meskipun penyebab utamanya adalah krisis ekonomi dan sosial yang berujung pada ketidakpuasan terhadap pemerintahan, kerusuhan ini berakhir dengan kekerasan yang juga mengarah pada sentimen etnis dan agama.
- Dampak Agama: Sebagian besar korban kekerasan adalah etnis Tionghoa yang juga merupakan komunitas dengan latar belakang agama berbeda, seperti Buddha dan Kristen. Hal ini membuat kerusuhan tersebut juga dianggap memiliki dampak antar agama, walaupun akar masalah utamanya bersifat politik dan ekonomi.
2. Kasus Ahok, 2016
- Latar Belakang: Pada 2016, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jakarta, terjerat kasus penistaan agama terkait pernyataannya yang dianggap menghina Al-Qur`an. Kasus ini memicu reaksi dari kelompok Muslim di Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia.
- Dampak Konflik: Kasus ini memicu serangkaian aksi massa yang dikenal sebagai Aksi Bela Islam, dengan titik puncaknya pada tanggal 2 Desember 2016 (Aksi 212) yang mengumpulkan massa dalam jumlah besar. Konflik ini memperlihatkan ketegangan antar kelompok agama dan politik di Jakarta serta berdampak pada polarisasi masyarakat di Jakarta.
3. Ketegangan Politik Identitas dalam Pemilu
- Latar Belakang: Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu contoh paling jelas bagaimana politik identitas berbasis agama menjadi konflik yang mempengaruhi hubungan antar kelompok agama. Isu agama digunakan oleh beberapa pihak sebagai bagian dari kampanye politik, terutama dalam persaingan antara Ahok dan Anies Baswedan.
- Dampak: Kampanye yang melibatkan isu agama menyebabkan polarisasi masyarakat di Jakarta berdasarkan identitas agama, dan dampaknya dirasakan hingga tingkat akar rumput, menciptakan perpecahan antara pendukung masing-masing calon.
4. Penolakan Terhadap Sekte atau Kelompok Agama Tertentu
- Latar Belakang: Di Jakarta, terdapat beberapa kasus di mana kelompok tertentu dari minoritas agama, seperti Ahmadiyah dan Syiah, menghadapi diskriminasi atau penolakan dari masyarakat atau kelompok lainnya.
- Contoh Kasus: Terdapat beberapa insiden di mana tempat ibadah atau kegiatan dari komunitas Ahmadiyah di Jakarta dan sekitarnya mengalami penolakan dan bahkan ancaman, yang mencerminkan adanya ketegangan sektarian di dalam agama Islam itu sendiri.
Faktor-faktor Pemicu Konflik Agama di Jakarta
Konflik-konflik yang melibatkan agama di Jakarta umumnya disebabkan oleh beberapa faktor utama:
- Politik Identitas: Agama sering digunakan sebagai alat politik untuk memobilisasi massa atau memperkuat dukungan politik, yang kadang kala berujung pada polarisasi masyarakat.
- Ekonomi dan Sosial: Persaingan ekonomi atau perebutan sumber daya di wilayah urban yang padat sering memunculkan ketegangan yang kemudian diperburuk oleh perbedaan agama atau etnis.
- Kurangnya Toleransi: Di beberapa kasus, pemahaman yang kurang terhadap perbedaan agama memicu ketegangan dan memperburuk situasi, terutama dalam isu perizinan tempat ibadah atau ritual keagamaan tertentu.
- Peran Media Sosial: Di era modern, media sosial juga memiliki peran dalam memperuncing ketegangan antar agama melalui penyebaran informasi atau provokasi yang tidak tepat.