JAKARTA - Halloween merupakan salah satu perayaan yang terkenal di seluruh dunia, terutama di negara-negara Barat. Biasanya identik dengan kostum seram, labu berukir, dan `trick-or-treating,` diketahui bahwa Halloween punya sejarah yang panjang dan menarik.
Meski Halloween banyak dipenuhi dengan kegiatan menyenangkan, sejarahnya sebenarnya berasal dari tradisi kuno yang lebih gelap dan penuh misteri. Yuk, telusuri bagaimana Halloween bisa berkembang menjadi perayaan yang kita kenal sekarang
Awal Mula Halloween
Sejarah Halloween berakar dari festival kuno yang disebut Samhain, yang dirayakan oleh bangsa Celtic di Eropa lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Festival Samhain menandai akhir musim panen dan awal musim dingin, yang dianggap sebagai masa ketika dunia manusia dan dunia roh menjadi dekat.
Pada malam Samhain, masyarakat Celtic percaya bahwa arwah orang-orang yang telah meninggal akan kembali ke dunia. Untuk melindungi diri dari roh jahat, mereka memakai kostum menyeramkan dan menyalakan api unggun besar agar roh tidak mendekat. Dari sinilah asal mula ide memakai kostum saat Halloween dimulai.
Pengaruh Agama Kristen
Saat Kekristenan mulai menyebar di Eropa, gereja mengadopsi beberapa elemen Samhain dan menggabungkannya dengan perayaan mereka. Pada abad ke-8, Paus Gregorius III menetapkan tanggal 1 November sebagai Hari Semua Orang Kudus atau All Saints` Day, hari untuk menghormati para santo dan orang-orang yang suci.
Malam sebelumnya, yaitu 31 Oktober, menjadi All Hallows’ Eve, yang kemudian disingkat menjadi Halloween. All Hallows’ Eve tetap mempertahankan beberapa tradisi dari Samhain, seperti mengenakan kostum, namun kini dipadukan dengan kegiatan keagamaan. Dalam perkembangan berikutnya, Halloween menjadi lebih berfokus pada kostum, cerita seram, dan kegiatan yang menghibur.
Tradisi “Trick-or-Treating”
“Trick-or-treating,” atau meminta permen dari rumah ke rumah, juga memiliki sejarahnya sendiri. Tradisi ini diyakini berasal dari kebiasaan masyarakat Eropa pada Hari Semua Jiwa, di mana anak-anak dan orang miskin akan mengetuk pintu dan meminta makanan atau "soul cakes" (kue jiwa) sebagai imbalan untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal. Ini menjadi salah satu inspirasi dari tradisi “trick-or-treating” yang kita kenal sekarang.
Pada abad ke-19, imigran Eropa membawa tradisi Halloween ke Amerika Serikat. Di sana, “trick-or-treating” mulai dilakukan oleh anak-anak yang mengenakan kostum dan berkeliling di lingkungan mereka untuk meminta permen atau hadiah kecil. Tradisi ini kemudian menjadi bagian besar dari perayaan Halloween di Amerika dan terus menyebar ke berbagai negara.
Simbol Halloween: Labu Jack-O’-Lantern
Labu yang diukir menyerupai wajah seram atau lucu, atau disebut Jack-O`-Lantern, juga memiliki sejarah menarik. Awalnya, masyarakat Eropa membuat lampion dari lobak atau kentang. Namun, ketika para imigran dari Irlandia tiba di Amerika, mereka menemukan labu yang lebih besar dan lebih mudah diukir, sehingga labu akhirnya menjadi simbol Halloween yang ikonik.
Menurut legenda, Jack-O`-Lantern berasal dari cerita rakyat tentang seorang pria bernama "Stingy Jack" yang menipu iblis dan dikutuk untuk berkelana di bumi dengan hanya membawa lentera dari lobak yang diukir untuk menerangi jalannya. Dari cerita inilah, masyarakat mulai membuat Jack-O`-Lantern sebagai simbol perlindungan dari roh jahat.