• Bisnis

Hilirisasi, Rumput Laut Akan Dikembangkan Jadi Bioavtur

Eko Budhiarto | Minggu, 03/11/2024 15:58 WIB
Hilirisasi, Rumput Laut Akan Dikembangkan Jadi Bioavtur Guna mewujudkan program hilirisasi, komoditas rumput laut akan dikembangkan menjadi bioavtur. (foto:rumput laut)

JAKARTA - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan, pemerintah akan mengembangkan rumput laut menjadi bioavtur.

"Kita kan juga koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Bapak Trenggono untuk hal itu. Dan kita sudah ada gambaran awalnya jadi kita sudah sampaikan dan kita juga memastikan potensi prioritasnya apa," ujar Roslan di Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Roslan mengakui riset awal pemanfaatan rumput laut menjadi bioavtur dan beberapa produk lain dilakukan oleh salah satu asosiasi terkait. Dia telah mendapatkan hasilnya dan akan membicarakan lebih lanjut dengan KKP.

"Tapi untuk riset awalnya dengan asosiasi juga sudah menyampaikan kepada kami," katanya.

Dengan potensi rumput laut hasil budidaya di berbagai wilayah, seperti Bali, Nusa Tenggara Timur serta beberapa wilayah di Indonesia bagian timur, dia yakin hilirisasi rumput laut dapat dikembangkan lebih jauh sehingga mampu menghasilkan nilai tambah.

Namun demikian, ia mengakui bahwa komoditas rumput laut saat ini belum memiliki bentuk usaha secara korporasi. Hal ini menjadi salah satu tugas yang menjadi catatan baginya agar dapat merealisasikan hilirisasi rumput laut menjadi bioavtur.

Terlebih, lanjut dia, Indonesia menjadi produsen rumput laut tropis terbesar di dunia.

"Sangat cukup (produksi). Kita untuk rumput laut ini, kita nomor dua penghasil terbesar di dunia. Tetapi untuk rumput laut tropis kita nomor satu terbesar di dunia," pungkasnya.

Berdasarkan catatan KKP, hingga kini potensi budi daya rumput laut masih terbuka luas. Hal ini karena pemanfaatan lahan untuk budi daya baru terpakai 0,8 persen atau seluas 102.254 hektare dari total potensi luas lahan sebesar 12 juta hektare.

Pada tahun 2022, budidaya rumput laut Indonesia menghasilkan 9,23 juta ton yang didominasi varian Cottonii sebagai bahan karagenan, disusul jenis rumput laut Sargassum, Gracilaria, Haliminea, dan Gelidium amanzii.