BPOM Imbau Masyarakat Tak Konsumsi Jajanan Latiao Asal China

M. Habib Saifullah | Senin, 04/11/2024 17:15 WIB
BPOM Imbau Masyarakat Tak Konsumsi Jajanan Latiao Asal China Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar saat di wawancarai di Jakarta (Foto: Ist/katakini)

JAKARTA - Belakangan ini terjadi kasus keracunan jajanan asal China, Latiao terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Merespons hal itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi olahan makanan tersebut.

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, pihaknya telah menarik produk olahan makanan asal China tersebut, karena didalamnya mengandung Bacillus Cereus yang dapat menimbulkan toksin bagi yang mengonsumsinya.

"Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan mengambil langkah cepat untuk menarik, kemudian mengamankan, serta kita juga memanggil perusahaan importir yang mengimpor produk ini," kata Kepala BPOM di Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2024).

Kepala BPOM Taruna juga menjelaskan, jajan Latiao ini termasuk dalam makanan yang berjenis high risk, yang sebelumnya dikategorikan sebagai makanan bertipe low risk.

Makanan berjenis high risk atau berisiko tinggi ialah makanan yang memungkinkan menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme untuk berkembang biak dan menyebabkan makanan, sehingga BPOM menyita sebanyak 77 ribu peredaran Latiao di pasaran.

"Karena kita tidak mau, kalau nanti tumbuh mikro-organisme. Yang pertama yang kita dapatkan dari uji laboratorium, baru bakteri. Tapi boleh jadi karena dia high risk, muncul bakteri-bakteri lain," ujar Taruna.

Sebelumnya jajan Latiao diduga menjadi penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB KP) di 7 wilayah di Indonesia yaitu Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.

Diketahui Latiao adalah pangan olahan berbahan dasar tepung dan memiliki tekstur kenyal serta rasa pedas gurih. Tekstur dan rasanya ini cukup banyak diminati konsumen.

Namun demikian secara khusus BPOM mengimbau masyarakat terutama kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan lanjut usia untuk menghindari pangan olahan pedas menyengat.