Jajanan Tradisional Indonesia yang Hampir Punah, Apa Saja?

M. Habib Saifullah | Senin, 04/11/2024 22:15 WIB
Jajanan Tradisional Indonesia yang Hampir Punah, Apa Saja? Proses pembuatan jajanan tradisional, dodol betawi (Foto: Antara)

JAKARTA - Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa, termasuk berbagai macam jajanan tradisional yang dibuat dengan bahan alami dari setiap daerah.

Sayangnya, beberapa dari jajanan ini kini terancam punah karena kesulitan mendapatkan bahan baku yang asli atau semakin langka. Berikut ini beberapa jajanan tradisional Indonesia yang hampir punah karena keterbatasan bahan baku:

1. Dodol Betawi

Dodol Betawi ialah salah satu jajanan khas Jakarta yang terbuat dari ketan, gula merah, dan santan. Proses pembuatannya yang membutuhkan waktu lama dan bahan baku utama berupa gula aren asli yang berkualitas tinggi menjadikannya sulit diproduksi.

Saat ini, gula aren asli mulai sulit ditemukan karena jumlah petani gula aren yang semakin berkurang. Dodol Betawi dulunya selalu hadir saat perayaan Lebaran atau acara besar, tetapi sekarang semakin sulit ditemukan di pasaran.

2. Jadah Tempe

Jadah Tempe merupakan jajanan khas Kaliurang, Yogyakarta, yang memadukan ketan kukus (jadah) dengan tempe bacem manis. Ketan dan tempe bacem sebenarnya cukup mudah didapat, tetapi penggunaan kelapa parut asli sebagai bahan utama jadah mulai sulit karena petani kelapa semakin sedikit.

Selain itu, tempe bacem khas ini membutuhkan kedelai berkualitas tinggi yang tidak selalu tersedia di pasaran. Hal ini membuat jadah tempe mulai jarang dijumpai di luar Yogyakarta.

3. Gulo Puan

Gulo puan adalah manisan khas Sumatera Selatan yang terbuat dari susu kerbau dan gula pasir. Manisan ini memiliki tekstur lembut dan cita rasa gurih-manis yang unik. Namun, susu kerbau sebagai bahan utama mulai sulit didapatkan karena populasi kerbau perah di Sumatera Selatan yang terus menurun.

Selain itu, proses pembuatannya juga cukup panjang dan rumit, sehingga jarang ada yang tertarik untuk melestarikan pembuatan gulo puan. Kini, manisan ini sudah sangat langka dan sulit ditemukan.

4. Clorot

Clorot adalah jajanan khas Purworejo dan Wonosobo yang terbuat dari tepung beras dan gula merah, lalu dibungkus dengan daun kelapa muda yang digulung berbentuk kerucut. Sayangnya, pembuatan clorot semakin sulit karena daun kelapa muda (janur) yang semakin sulit didapatkan.

Daun kelapa muda banyak digunakan untuk upacara adat atau dekorasi sehingga stoknya terbatas. Hal ini membuat penjual clorot semakin sedikit, meskipun jajanan ini memiliki rasa yang khas dan unik.

5. Kue Sengkulun

Kue Sengkulun adalah kue tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, dibuat dari tepung ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa parut. Kue ini memiliki tekstur kenyal dan rasa manis yang khas.

Namun, bahan utama berupa kelapa parut asli dan tepung ketan berkualitas mulai sulit ditemukan, khususnya kelapa parut yang harus diparut segar tanpa pengawet.

Selain itu, kue sengkulun memerlukan teknik pengolahan khusus, dan tidak banyak orang yang mau menguasai cara pembuatannya, sehingga kue ini semakin sulit dijumpai.

6. Wajik Kletik

Wajik kletik adalah jajanan khas Blora, Jawa Tengah, yang terbuat dari ketan, kelapa, dan gula merah, lalu dibungkus dengan daun jagung kering. Tekstur wajik ini agak kering dibandingkan wajik pada umumnya.

Daun jagung kering sebagai pembungkus kini sulit didapatkan karena minimnya petani jagung yang masih memproduksi daun kering berkualitas. Selain itu, penggunaan gula merah asli juga menjadi tantangan karena harganya yang semakin mahal dan langka. Hal ini membuat produksi wajik kletik semakin berkurang dan menjadi jarang ditemukan.