JAKARTA - Indonesia dikenal sebagai negara beriklim tropis dengan dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Namun, terkadang terjadi fenomena hujan batu es, yang sering kali mengejutkan masyarakat.
Meski hujan batu es lebih sering terjadi di negara-negara beriklim subtropis atau sedang, Indonesia juga mengalami fenomena ini di beberapa daerah. Mengapa hujan batu es bisa terjadi di Indonesia? Berikut penjelasan ilmiahnya.
1. Pembentukan Awan Kumulonimbus
Hujan batu es di Indonesia biasanya terjadi akibat pembentukan awan kumulonimbus, yaitu awan yang sangat tebal dan menjulang tinggi hingga mencapai ketinggian yang ekstrem, bahkan sampai 10-15 kilometer di atmosfer.
Awan ini terbentuk ketika udara lembap dan panas naik dengan cepat ke atmosfer yang lebih tinggi. Proses ini dikenal sebagai konveksi, dan merupakan faktor utama terbentuknya awan kumulonimbus di wilayah tropis seperti Indonesia.
Udara panas yang naik ini membawa uap air ke lapisan atas atmosfer, di mana suhu jauh lebih rendah. Akibatnya, uap air akan berubah menjadi partikel es.
Partikel es ini kemudian tumbuh lebih besar seiring waktu karena bertemu dengan uap air yang terus naik dan membeku pada partikel es yang ada. Hal ini menyebabkan terbentuknya butiran es yang kemudian menjadi hujan batu es saat turun ke permukaan.
2. Suhu Rendah di Atmosfer Bagian Atas
Meskipun Indonesia beriklim tropis dan memiliki suhu hangat di permukaan, suhu di atmosfer bagian atas (lebih dari 5 kilometer dari permukaan) tetap sangat rendah, bahkan bisa mencapai di bawah -40 derajat Celsius.
Ketika udara panas dari permukaan naik dengan cepat, ia membawa uap air yang kemudian bertemu dengan suhu dingin ekstrem di lapisan atas atmosfer. Proses pembekuan ini menyebabkan uap air berubah menjadi partikel es, yang kemudian membentuk butiran es atau batu es.
Proses ini semakin kuat ketika ada angin kencang ke atas, yang dikenal sebagai "updraft," yang menyebabkan partikel-partikel es terus bergerak ke atas dan membesar sebelum akhirnya jatuh ke permukaan sebagai hujan es.
3. Adanya Ketidakstabilan Atmosfer (Labilitas Atmosfer)
Ketidakstabilan atmosfer atau labilitas atmosfer adalah kondisi di mana udara panas di permukaan bumi naik dengan cepat karena adanya perbedaan suhu yang signifikan antara lapisan atmosfer atas dan bawah.
Ketidakstabilan ini sering kali terjadi di Indonesia pada saat musim peralihan (pancaroba), seperti pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa peralihan ini, udara di permukaan biasanya lebih panas dan lembap, sedangkan di lapisan atas atmosfer lebih dingin.
Ketidakstabilan ini menciptakan dorongan yang kuat bagi uap air untuk naik ke atmosfer atas, yang kemudian menyebabkan pembentukan butiran es saat suhu menurun drastis. Ketidakstabilan atmosfer ini adalah salah satu faktor utama terjadinya hujan batu es di Indonesia.
4. Angin Kencang dan Arus Udara yang Naik (Updraft)
Arus udara naik atau updraft memainkan peran penting dalam pembentukan hujan batu es. Updraft terjadi ketika udara panas naik dengan cepat dan membawa uap air ke ketinggian yang sangat tinggi di atmosfer. Pada ketinggian ini, suhu rendah menyebabkan uap air berubah menjadi partikel es.
Saat ada updraft yang kuat, partikel es ini tidak langsung jatuh ke permukaan, tetapi terus melayang di dalam awan kumulonimbus dan bertemu dengan lebih banyak uap air, yang akhirnya membeku di sekitar partikel es tersebut.
Dengan setiap lapisan tambahan uap air yang membeku, partikel es tersebut semakin besar. Setelah updraft melemah atau partikel es tersebut menjadi terlalu berat, barulah mereka jatuh ke permukaan sebagai hujan batu es.
5. Cuaca Ekstrem dan Siklon Tropis
Fenomena cuaca ekstrem, seperti siklon tropis yang terbentuk di sekitar perairan Indonesia, juga dapat memicu hujan batu es. Siklon tropis menciptakan kondisi atmosfer yang sangat tidak stabil, disertai dengan angin kencang dan arus udara naik yang kuat.
Ketika siklon atau badai tropis mendekati wilayah Indonesia, peluang terjadinya hujan batu es akan meningkat karena intensitas arus udara naik dan ketidakstabilan atmosfer menjadi lebih tinggi.