JAKARTA - Situasi pilkada yang dinamis dirasakan oleh banyak pihak meski demikian jangan sampai pilkada memecah belah kerukunan. Perpecahan di masyarakat bukan tujuan kita bernegara. Para pemuda pasti berkeinginan agar pelaksanaan pemilu lokal ini bisa berlangsung dengan damai.
Demikian Wakil Ketua MPR Abcandra Muhammad Akbar Supratman saat berdiskusi dengan anak muda di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/11). Diskusi bertajuk ‘Peran Pemuda Dalam Menjaga Persatuan Di Tengah Pilkada’ itu terselengara berkat kerja sama MPR dengan Yayasan Karya Anak Sulawesi.
Lebih lanjut Abcandra mengatakan bahwa dalam negara demokrasi, ada ruang-ruang yang diberikan untuk mengutarakan kebebasan berpendapat. Hak demikian juga dimiliki oleh para pemuda.
“Diskusi malam ini salah satu bentuk pemuda dalam menikmati ruang kebebasan untuk menyampaikan aspirasi”, ujar anggota DPD dari Dapil Sulawesi Tengah itu.
Ditambahkan, diskusi yang digelar juga sebagai bentuk komitmen MPR dan pemuda untuk mensukseskan pilkada yang sebentar lagi hari pemungutan suara.
“Pilkada perlu kita maksimalkan, sambut dengan riang gembira, waktunya bertarung ya bertarung, dan bila hasilnya sudah ada, semua paslon pilkada harus bersatu kembali,” kata Abcandra.
Dikatakan oleh alumni Universitas Trisakti itu, di Pilkada Provinsi Sulawesi Tengah ada tiga paslon. Abcandra yakin dan percaya ketiga paslon mempunyai keinginan yang sama, membangun daerah menjadi lebih baik.
“Tak ada niatan dari ketiga paslon membawa provinsi ini balik ke belakang,” tegasnya. Abcandra yakin ketiga paslon mempunyai niatan dan semangat yang sama. “Ketiga paslon adalah putra putri terbaik yang dimiliki Sulawesi Tengah,” tambahnya.
Abcandra mengatakan demikian sebab dirinya juga merasakan bagaimana saat menjadi caleg anggota DPD. “Perlu perjuangan yang berat”, tuturnya.
Ia berharap pada generasi muda yang tergabung dalam tim sukses paslon-paslon yang ada agar mereka menjaga persatuan, jangan mau diadu domba. Bangsa ini menurutnya sudah belajar dari Pilpres 2019 antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto.
“Tadinya rival, akhirnya menjadi satu”, ungkapnya. Mereka dikatakan mempunyai kepentingan sama untuk menjaga persatuan. “Ini yang terpenting. Jangan selesai pemilu, kita gontok-gontokan”, tegasnya. Hal demikian disebut akan membawa kemunduran demokrasi.
Pria kelahiran Palu itu juga mengambil contoh pilpres di Amerika Serikat, begitu Donald Trump dinyatakan menang rivalnya langsung memberikan ucapan selamat. Hal demikian bisa terjadi sebab bangsa Amerika adalah bangsa yang taat pada konstitusi.
"Sebagai warga negara Indonesia, kita juga punya konstitusi sehingga kalau misalnya ada yang janggal dalam pemilu, dirinya mempersilahkan menempuh jalur konstitusi," ujar Abcandra.
Diskusi dengan anak muda malam itu merupakan diskusi keempat yang digelar Abcandra selama melakukan kunjungan kerja di Palu. Sebelumnya, ia juga menggelar diskusi dengan jajaran pemerintahan Kota Palu, budayawan, akademisi, mahasiswa, dan tokoh masyarakat dalam berbagai tema dan isu.