JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) siap mengirim 23 ribu brigade swasembada pangan ke berbagai provinsi di Indonesia. Langkah ini dinilai mampu mewujudkan swasembada pangan sebagaimana visi yang diusung Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pertaian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, skema yang diterapkan dalam brigade swasembada pangan ini ialah dengan menerjunkan setiap satu brigade yang berjumlah 15 orang untuk mengelola lahan seluas 200 hektare.
"Alat mesin pertanian kita berikan semua dari hulu hilir. Mulai dari tanam, bibit, apa segala macam diberikan. Itu hibah," kata Mentan Amran dalam jumpa pers di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Nantinya para brigade pangan ini akan bekerja sama dengan para petani lokal pemilik lahan dengan skema perhitungan profit bagi hasil, yaitu 70 persen untuk brigade pangan dan 30 persen untuk petani pemilik lahan.
Lebih lanjut, Mentan Amran menambahkan, dibentuknya brigade pangan ini selain untuk mewujudkan program swasembada pangan, juga diharapkan dapat menarik minat para generasi muda agar terus produktif, khususnya di bidang pertanian.
Sehingga dengan begitu, hal ini dapat menekan angka kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang tentunya berjalan selaras dengan visi swasembada pangan.
"Kalau produksi 5 tahun itu minimal 10 juta pendapatan, bukan gaji. Bisa lebih tinggi, bisa 20 juta, tergantung kerajinan mereka," ujar Mentan Amran.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menargetkan akan ada sebanyak 26.325 brigade swasembada pangan yang bakal mengawal program optimalisasi lahan pangan.
"Jumlah brigadenya yang kita harapkan di targetnya, itu 1.755 brigade, dan kalau itu dikonversi dengan jumlah orang kali 15 tadi, jumlahnya ialah 26.325. Namun saat ini yang sudah terbentuk 23.000," kata Kepala BPPSDMP.
Adapun lahan yang akan digunakan dalam program ini ialah lahan yang telah ada sebelumnya, tanpa harus melakukan alih fungsi lahan.