JAKARTA - Indonesia memiliki beragam permainan tradisional yang kaya akan nilai budaya dan sejarah. Namun, seiring perkembangan zaman, beberapa di antaranya mulai jarang dimainkan dan terancam punah.
Pelestarian permainan tradisional ini penting untuk menjaga warisan budaya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Diperlukan upaya bersama dari masyarakat, pendidik, dan pemerintah untuk menghidupkan kembali dan memperkenalkan permainan-permainan ini kepada generasi muda.
Meriam bambu ialah permainan yang menggunakan batang bambu besar sebagai alat untuk menghasilkan suara ledakan dengan memanfaatkan karbit.
Permainan ini biasanya dimainkan menjelang bulan puasa atau perayaan hari besar lainnya. Namun, karena faktor keamanan dan kemunculan kembang api modern, popularitas meriam bambu menurun drastis.
Pletokan adalah permainan tembak-menembak tradisional yang menggunakan bambu kecil sebagai alat pelontar dan kertas basah atau bunga jambu air sebagai peluru.
Permainan ini dimainkan secara beregu dan melatih ketangkasan serta strategi. Sayangnya, dengan hadirnya permainan modern seperti airsoft gun dan game online, pletokan mulai ditinggalkan.
Congklak merupakan permainan papan tradisional yang dimainkan oleh dua orang dengan menggunakan biji-bijian atau kerang. Permainan ini melatih kemampuan berhitung dan strategi.
Meskipun pernah populer, terutama di kalangan anak perempuan, congklak kini jarang dimainkan karena anak-anak lebih tertarik pada permainan digital.
Engklek adalah permainan melompat dengan satu kaki melewati kotak-kotak yang digambar di tanah. Permainan ini melatih keseimbangan dan koordinasi.
Dulu sering dimainkan di halaman sekolah atau pekarangan rumah, namun kini mulai jarang terlihat karena keterbatasan lahan bermain dan pergeseran minat anak-anak.
Ular Naga adalah permainan kelompok yang melibatkan minimal tujuh anak, di mana dua anak menjadi penjaga dan sisanya berjalan beriringan melewati penjaga sambil bernyanyi.
Permainan ini melatih kerjasama dan kekompakan. Namun, seiring dengan perubahan gaya hidup dan kurangnya ruang terbuka, permainan ini semakin jarang dimainkan.