JAKARTA - Lebih dari 10 orang tewas dan banyak lainnya dikhawatirkan tewas setelah hujan lebat menyebabkan tanah longsor di Uganda timur.
Palang Merah Uganda mengatakan pada hari Kamis (28/11/2024) sedikitnya 13 jenazah telah ditemukan setelah tanah longsor "mengubur" 40 rumah di enam desa di distrik pegunungan Bulambuli pada malam sebelumnya.
Gambar-gambar di media lokal menunjukkan hamparan tanah longsor yang luas menutupi tanah di desa Masugu, sekitar lima jam perjalanan dari ibu kota, Kampala.
Video dan foto yang dibagikan di media sosial konon menunjukkan orang-orang menggali tanah untuk mencari korban selamat di desa Kimono.
Palang Merah Uganda mengatakan upaya penyelamatan terus berlanjut tetapi jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat.
"Kami kehilangan sekitar 30 orang," kata komisioner distrik Faheera Mpalanyi kepada kantor berita AFP, seraya menambahkan bahwa enam jenazah, termasuk seorang bayi, telah ditemukan sejauh ini.
“Mengingat kerusakan dan luasnya wilayah yang terkena dampak serta dari keterangan keluarga korban, beberapa orang hilang dan kemungkinan terkubur di reruntuhan,” katanya.
Hujan deras dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir di wilayah barat laut setelah anak sungai Nil meluap, mendorong kantor perdana menteri untuk mengeluarkan peringatan bencana pada hari Rabu, yang mengatakan bahwa jalan-jalan utama di seluruh negeri telah terputus.
Tim darurat dikirim untuk menyelamatkan pengendara yang terlantar.
Jalan yang menghubungkan negara itu dengan Sudan Selatan tidak dapat dilalui pada Rabu malam, dengan kru perahu darurat dikerahkan di dekat kota Pakwach.
“Sayangnya, salah satu kapal terbalik, mengakibatkan kematian seorang teknisi,” kata pasukan pertahanan Uganda di X. (*)