Wamendikdasmen Sebut Keteladanan Guru Kunci Penguatan Nilai Moral Siswa

Agus Mughni Muttaqin | Minggu, 01/12/2024 23:05 WIB
Wamendikdasmen Sebut Keteladanan Guru Kunci Penguatan Nilai Moral Siswa Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq Dalam kegiatan Seminar dari Kelas ke Kehidupan, yang di gelar di Kabupaten Sleman, D. I. Yogyakarta pada Sabtu (Foto: Ist)

JAKARTA -  Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq mengatakan, keteladanan guru adalah kunci penanaman dan penguatan nilai moral siswa.

Melalui pendekatan yang penuh kasih sayang, pengajaran yang inklusif, dan sikap yang adil, guru dapat mengubah paradigma dan kebiasaan yang tidak sehat dalam lingkungan pendidikan menjadi nilai-nilai yang lebih positif.

Meurut Fajar, nilai tersebut akan menumbuhkan rasa empati, toleransi, serta penghormatan antarsesama yang akan berdampak positif dalam kehidupan mereka, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

"Dampak negatif perkembangan teknologi seperti adiksi gawai membuat tugas sekolah dan orang tua semakin berat. Peran guru menjadi sangat penting karena anak melihat siapa yang menjadi teladannya," ujar Fajar dalam siaran pers diterima Katakini, Minggu (1/12). 

"Guru perlu mendampingi anak, karena mereka membutuhkan pembiasaan, harus diingatkan, dan diberi tahu. Selain itu, harus ada hubungan komunikasi yang baik antara sekolah, guru, dan orang tua untuk mendukung pembelajaran dan pembentukan karakter anak," sambung Fajar.

Selain keteladanan, penanaman karakter yang unggul pada diri siswa, praktiknya dapat dilakukan guru dengan melibatkan anak dalam aktivitas positif dan mengurangi penggunaan gawai.

Dalam kegiatan Seminar dari Kelas ke Kehidupan yang digelar di Kabupaten Sleman, D. I, Yogyakarta pada Sabtu (30/11), Fajar mengungkap kecenderungan sikap anak-anak saat ini yang ingin serba instan dan kurang menghargai proses perjuangan yang harus ditempuh untuk mencapai sesuatu. Ketika anak tidak memandang proses pembelajaran maka ini bahaya.

“Anak akan melihat, dia dapat apa sebelum akhirnya dia ingin melakukan sesuatu. Padahal yang lebih penting dari itu adalah anak memaknai proses perjuangan yang harus ia tempuh untuk mencapai tujuan,” kata Fajar.  

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan meluncurkan program "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat", yang mencakup kebiasaan: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan istirahat yang cepat.

Dari perspektif agama, filsafat, dan ilmu pendidikan, kebiasaan ini diharapkan menjadi fondasi karakter anak-anak Indonesia yang bermanfaat bagi diri mereka dan masa depan bangsa.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa membangun karakter adalah proses yang panjang sejak anak dalam kandungan. Oleh karena itu, peran guru sangat penting karena anak melihat siapa teladannya, siapa contohnya. Termasuk dalam penanaman nilai-nilai nirkekerasan dan kesetaraan gender di lingkungan pendidikan.

Fajar berharap, seminar ini menjadi wadah yang produktif bagi seluruh warga pendidikan untuk saling berbagi pengalaman, strategi, dan solusi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih berkeadilan.

"Mari bergotong royong untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu untuk semua. Mari kita jadikan pendidikan karakter sebagai fondasi utama dalam membangun bangsa yang makmur, tangguh, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan masa depan," kata dia.