• News

Hamas Terisolasi, Gedung Putih Sebut sebagai Peluang Gencatan Senjata

Yati Maulana | Senin, 02/12/2024 16:05 WIB
Hamas Terisolasi, Gedung Putih Sebut sebagai Peluang Gencatan Senjata Warga Palestina duduk di tengah reruntuhan di lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah, di Nuseirat di Jalur Gaza tengah 1 Desember 2024. REUTERS

KAIRO - Para pemimpin Hamas mengadakan pembicaraan dengan pejabat keamanan Mesir pada hari Minggu dalam upaya baru untuk gencatan senjata dalam perang Gaza, kata dua sumber Hamas. Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengadakan pembicaraan keamanan mengenai masalah tersebut, kata dua pejabat Israel.

Kunjungan Hamas ke Kairo adalah yang pertama sejak Amerika Serikat mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka akan menghidupkan kembali upaya bekerja sama dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza, yang akan mencakup kesepakatan penyanderaan.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bahwa menurutnya peluang gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan di wilayah Palestina sekarang lebih mungkin terjadi.

"(Hamas) terisolasi. Hizbullah tidak lagi berperang dengan mereka, dan para pendukung mereka di Iran dan tempat lain disibukkan dengan konflik lain," katanya kepada CNN pada hari Minggu.

"Jadi saya pikir kita mungkin punya peluang untuk membuat kemajuan, tetapi saya tidak akan memprediksi kapan tepatnya itu akan terjadi ... kita sudah begitu dekat berkali-kali dan tidak sampai ke garis finis."

Melalui beberapa putaran negosiasi selama setahun terakhir, Hamas bersikeras bahwa kesepakatan apa pun harus diakhiri dengan Israel yang mengakhiri perang, sementara Israel mengatakan perang akan berakhir ketika Hamas tidak lagi memerintah Gaza atau menjadi ancaman bagi Israel.

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan pada hari Minggu bahwa ada beberapa indikasi kemajuan menuju kesepakatan penyanderaan tetapi persyaratan Israel untuk mengakhiri perang tidak berubah.

"Kita akan tahu dalam beberapa hari mendatang. Dari sudut pandang kami, pemerintah Israel, ada keinginan untuk maju ke arah ini," katanya pada konferensi surat kabar Israel Hayom.

Konflik dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik lebih dari 250 sandera, menurut pejabat Israel.

Kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 44.400 orang dan membuat hampir seluruh penduduk daerah kantong itu mengungsi, kata pejabat Gaza. Sebagian besar daerah kantong itu hancur.