JAKARTA - Kesehatan mental dan fisik saling berkaitan erat. Pikiran yang tidak sehat, seperti stres, kecemasan, atau depresi, dapat berdampak negatif pada tubuh, memicu berbagai penyakit fisik.
Fenomena ini dikenal sebagai psikosomatis, yaitu kondisi di mana gangguan psikologis menyebabkan gejala fisik yang nyata. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat timbul akibat pikiran:
Stres kronis, kecemasan, dan depresi dapat meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, aritmia, atau bahkan serangan jantung.
Ketika stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol dan adrenalin yang meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Jika kondisi ini berlangsung lama, dapat merusak pembuluh darah dan jantung. Gejala yang muncul ialah nyeri dada, detak jantung tidak teratur, atau sesak napas.
Gangguan mental seperti stres dan kecemasan dapat menyebabkan penyakit pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), maag, atau asam lambung berlebih (GERD).
Stres memengaruhi sistem saraf otonom, yang mengontrol pencernaan. Ini dapat menyebabkan perubahan gerakan usus, produksi asam lambung yang berlebihan, atau inflamasi pada saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan mual, nyeri perut, diare, atau sembelit.
Stres dan gangguan emosi dapat memicu atau memperburuk kondisi kulit seperti eksim, psoriasis, dan jerawat. Stres meningkatkan produksi hormon kortisol yang dapat mengganggu keseimbangan kulit, memicu inflamasi, dan memperburuk respons imun. Hal ini ditandai dengan ruam, kulit kering, gatal, atau jerawat parah.
Stres emosional adalah salah satu penyebab utama sakit kepala tegang dan migrain,sebab pikiran dapat mempengaruhi ketegangan otot di kepala, leher, dan bahu, yang memicu sakit kepala. Selain itu, perubahan aliran darah akibat stres dapat memicu migrain. Gejala yang muncul ialah nyeri di kepala, sensasi berdenyut, atau tekanan di sekitar mata.
Pikiran yang terus-menerus tegang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi seperti flu atau herpes. Hal tersebut ditandai dengan mudah sakit, lambat pulih dari infeksi, atau sering mengalami infeksi ringan.