5 Alat Musik Tradisional yang Patut Dilestarikan

M. Habib Saifullah | Sabtu, 07/12/2024 17:30 WIB
5 Alat Musik Tradisional yang Patut Dilestarikan Ilustrasi, seorang wanita sedang memainkan alat musik tradisional sasando (Foto: Kemenparekraf)

JAKARTA - Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya, termasuk alat musik tradisionalnya yang beragam dan mencerminkan identitas berbagai suku bangsa.

Namun, di tengah arus modernisasi, banyak alat musik tradisional yang mulai terpinggirkan. Padahal, alat-alat musik ini tidak hanya menjadi bagian dari seni, tetapi juga warisan sejarah dan nilai-nilai kearifan lokal yang penting.

Berikut ini adalah beberapa alat musik tradisional di Indonesia yang memerlukan perhatian lebih untuk pelestariannya.

  1. Aramba

Aramba adalah alat musik pukul yang berasal dari Pulau Nias. Terbuat dari logam kuningan atau perunggu, alat ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik kayu. Biasanya, Aramba digunakan dalam upacara adat untuk mengiringi tarian tradisional.

Namun, seiring dengan perubahan gaya hidup dan berkurangnya pelaksanaan upacara adat, popularitas Aramba mulai meredup. Selain itu, keterbatasan pengrajin yang mampu membuat alat ini juga menjadi faktor penurunan eksistensinya.

  1. Sasando

Sasando adalah alat musik petik khas Pulau Rote yang memiliki bentuk unik menyerupai tabung bambu dengan dawai-dawai yang melingkar. Suara yang dihasilkan Sasando sangat khas, melodius, dan menenangkan.

Sayangnya, Sasando menghadapi ancaman punah karena kurangnya generasi muda yang berminat mempelajarinya. Selain itu, proses pembuatan Sasando yang rumit membuatnya semakin sulit ditemukan.

  1. Gambang Kayu

Gambang kayu adalah alat musik pukul yang sering digunakan dalam kesenian tradisional Jawa, seperti gamelan. Terbuat dari bilah-bilah kayu yang disusun di atas resonator bambu atau kayu, gambang menghasilkan nada yang lembut dan khas.

Saat ini, penggunaan gambang kayu semakin terbatas, hanya dimainkan dalam acara tertentu atau oleh kelompok seni tradisional. Padahal, alat ini dulunya menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Jawa.

  1. Juk

Juk adalah alat musik tiup tradisional suku Dayak di Kalimantan. Alat ini terbuat dari bambu kecil dengan lubang-lubang yang menghasilkan nada. Juk biasanya digunakan untuk mengiringi ritual adat atau sebagai hiburan.

Namun, keberadaan Juk kini semakin jarang ditemui karena generasi muda lebih tertarik pada musik modern, dan alat ini hanya dibuat oleh segelintir orang tua di komunitas Dayak.

  1. Saluang

Saluang adalah alat musik tiup khas Minangkabau yang terbuat dari bambu tipis. Alat ini dimainkan dalam berbagai acara adat, termasuk pertunjukan seni tradisional seperti randai.

Namun, semakin sedikitnya orang yang bisa memainkan Saluang dengan teknik tradisional menjadi ancaman bagi keberlangsungan alat musik ini. Saluang kini lebih sering ditemukan sebagai pajangan daripada digunakan sebagai alat musik.