JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia, termasuk yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapatkan pendidikan yang bermutu.
"Visi besar kami adalah pendidikan bermutu untuk semua. Kami berusaha untuk memenuhi hak sipil setiap warga negara, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia," ujar Menteri Mu`ti dalam kegiatan bertajuk “Mendikdasmen Mendengar Cerita Pendidikan NTT” yang diselenggarakan di Kupang, NTT, pada Kamis (5/12).
Dalam mengimplementasikan visi tersebut, kata Mendikdasmen, pihaknya fokus pada pemenuhan standar nasional pendidikan yang mencakup sarana-prasarana pendidikan, kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, serta kompetensi lulusan yang relevan dengan dunia kerja.
Mendikdasmen juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Ia menjelaskan bahwa dengan prinsip gotong-royong, seluruh pihak di NTT harus bergerak bersama untuk memajukan pendidikan, terutama mengatasi masalah akses dan kualitas pendidikan yang masih menjadi tantangan.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Mu`ti juga menyampaikan apresiasi kepada Pj. Gubernur NTT dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini.
Ia menekankan bahwa meskipun tantangan besar masih ada, semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor dapat mengubah keterbatasan menjadi peluang yang signifikan.
"Di balik tantangan, selalu ada potensi yang bisa kita kembangkan. Dengan kerja sama, saya yakin pendidikan di NTT dapat lebih maju, dan generasi muda di sini dapat memiliki kesempatan yang sama untuk sukses seperti anak-anak di daerah lainnya," kata Menteri Mu`ti.
Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj.) Gubernur Nusa Tenggara Timur, Andriko Noto Susanto, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Mendikdasmen dan Wamendikdasmen, dan menyampaikan tantangan-tantangan besar yang dihadapi pendidikan di NTT.
Dengan lebih dari 1 juta peserta didik yang tersebar di 14.000 satuan pendidikan di seluruh wilayah NTT, ucap Andriko, tantangan terbesar adalah tingginya angka Anak Tidak Sekolah yang mencapai lebih dari 130 ribu anak.
Selain itu, masih terdapat kesenjangan besar dalam hal literasi dan numerasi. Hasil Asesmen Nasional menunjukkan bahwa hanya 22% satuan pendidikan di NTT yang mencapai kompetensi minimal literasi, sedangkan tingkat kompetensi numerasi juga menunjukkan angka yang serupa.
Gubernur Andriko juga menyoroti kondisi geografis NTT yang terdiri dari lebih dari 500 pulau dengan banyaknya daerah yang terisolasi. Aksesibilitas menjadi hambatan serius bagi pelaksanaan pendidikan, di mana beberapa siswa bahkan harus menaiki mobil bak terbuka atau mencari sinyal di tempat tinggi untuk mengikuti pembelajaran daring. Hal ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih inklusif dan relevan dengan kondisi lokal.
Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi NTT telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan numerasi di kalangan pelajar. Salah satunya adalah Gerakan NTT Membaca, NTT Menulis (GENTA BELIS), yang diluncurkan pada November 2024.
Gerakan ini bertujuan menumbuhkan budaya literasi yang kuat di tingkat SMA/SMK, dengan harapan dapat merambah ke tingkat SD dan SMP. Gubernur Andriko menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan dalam mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah daerah juga aktif mengembangkan kurikulum lokal yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah, seperti Kurikulum Muatan Lokal Pangan Lokal yang diterapkan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang berfokus pada ketahanan pangan dan gizi yang seimbang untuk generasi muda.
Di sisi lain, ucap Andriko, isu kompetensi guru juga menjadi perhatian utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di NTT. Terdapat lebih dari 122 ribu guru di NTT, namun sekitar 18 ribu di antaranya belum memenuhi standar pendidikan formal yang ditetapkan, khususnya di jenjang PAUD.“Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTT bekerja sama dengan berbagai lembaga mitra untuk memberikan pelatihan dan meningkatkan kompetensi guru agar mereka dapat lebih efektif dalam menyampaikan materi dan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif,” ujar dia.