• News

AS: Situasi di Suriah Ciptakan Kelemahan Baru bagi Hizbullah dan Iran

Yati Maulana | Sabtu, 07/12/2024 23:05 WIB
AS: Situasi di Suriah Ciptakan Kelemahan Baru bagi Hizbullah dan Iran Utusan khusus AS Amos Hochstein berbicara kepada media di Beirut, Lebanon, 20 November 2024. REUTERS

DOHA - Utusan AS Amos Hochstein mengatakan situasi di Suriah, tempat pemberontak menekan kemajuan pesat yang mengancam cengkeraman kekuasaan Presiden Bashar al-Assad, menciptakan kelemahan baru bagi kelompok militan Lebanon Hizbullah dan Iran.

Utusan AS, yang merundingkan perjanjian gencatan senjata yang ditengahi AS dalam konflik antara Israel dan Hizbullah yang mulai berlaku pada 27 November, mengatakan ia yakin Hizbullah belum tersingkir tetapi justru melemah.

Iran telah menjadi pendukung Assad dalam perang saudara Suriah yang panjang, dengan mengirimkan pasukan sekutu termasuk Hizbullah dan milisi Irak untuk memperkuat militer Suriah.

Hochstein, yang berbicara dalam sebuah konferensi politik di Doha, mengatakan situasi di Suriah akan membuat Iran semakin sulit memasok senjata kepada Hizbullah di sana, seraya menambahkan bahwa Iran tampaknya menarik dukungannya dari Suriah, tanpa menjelaskan caranya.

Iran mengatakan akan menarik keluarga kedutaan tetapi membantah laporan New York Times bahwa mereka akan menarik personel militer. Hochstein menambahkan bahwa Hizbullah "mungkin tidak cukup kuat untuk melawan Israel atau mendukung Assad, tetapi tidak perlu banyak kekuatan untuk menjadi kekuatan dominan di Lebanon sehingga Anda juga dapat dilemahkan dan tetap kuat pada saat yang sama dalam konteks Lebanon".

Hizbullah mengirim sejumlah kecil "pasukan pengawas" dari Lebanon ke Suriah dalam semalam untuk membantu mencegah pejuang antipemerintah merebut kota strategis Homs, dua sumber keamanan senior Lebanon mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat.

Kekalahan tentara Suriah dalam seminggu terakhir "tidak terlalu mengejutkan", kata Hochstein, menyoroti keterbatasan kekuatan tentara dibandingkan dengan peristiwa selama perang saudara di negara itu 13 tahun lalu ketika "ada dua kekuatan (Iran dan Rusia) yang datang membantunya dengan cara yang sangat kuat".