• News

Pemberontak Suriah Akhirnya Gulingkan Presiden Assad

Yati Maulana | Minggu, 08/12/2024 23:05 WIB
Pemberontak Suriah Akhirnya Gulingkan Presiden Assad Patung mantan Presiden Hafez al-Assad dirubuhkan, Qamishli, Suriah 8 Desember 2024. REUTERS

AMMAN - Pemberontak Suriah menyatakan bahwa mereka telah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad setelah merebut kendali Damaskus pada hari Minggu, 8 Desember 2024.

Hal itu memaksanya untuk melarikan diri dan mengakhiri pemerintahan otokratis keluarganya selama beberapa dekade setelah lebih dari 13 tahun perang saudara.

Dalam momen yang menggemparkan bagi Timur Tengah, pemberontak Islam juga memberikan pukulan telak bagi pengaruh Rusia dan Iran di Suriah di jantung kawasan tersebut. Iran dan Rusia adalah sekutu yang telah mendukung Assad selama periode kritis dalam perang tetapi terganggu oleh krisis lain baru-baru ini.

Pemberontak mengatakan mereka telah memasuki ibu kota tanpa tanda-tanda pengerahan tentara. Ribuan orang di dalam mobil dan berjalan kaki berkumpul di alun-alun utama di Damaskus sambil melambaikan tangan dan meneriakkan "Kebebasan" dari setengah abad pemerintahan keluarga Assad, kata para saksi.

Orang-orang terlihat berjalan di dalam Istana Kepresidenan Al-Rawda, dengan beberapa orang keluar membawa perabotan dari dalam.

"Kami merayakan bersama rakyat Suriah berita tentang pembebasan tahanan kami dan pelepasan rantai mereka," kata pemberontak.

Panglima pemberontak terkemuka Abu Mohammed al-Golani mengatakan tidak ada ruang untuk kembali.

"Masa depan adalah milik kita," katanya dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di TV pemerintah Suriah setelah pasukannya mengambil alih Damaskus.

Laju peristiwa mengejutkan ibu kota Arab dan menimbulkan kekhawatiran tentang gelombang ketidakstabilan baru di kawasan yang sudah bergejolak menyusul meluasnya konflik setelah serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, dan perang Gaza yang terjadi setelahnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan jatuhnya Assad adalah akibat langsung dari pukulan yang dilakukan Israel terhadap Iran dan sekutunya, Hizbullah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan "negara barbar telah jatuh" dan memberi penghormatan kepada rakyat Suriah.