• News

PM Australia Sebut Dugaan Pembakaran Sinagoge adalah Tindakan Teroris

Yati Maulana | Senin, 09/12/2024 14:05 WIB
PM Australia Sebut Dugaan Pembakaran Sinagoge adalah Tindakan Teroris Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berbicara selama konferensi pers di Gedung Parlemen di Canberra, Australia, 17 Juni 2024. Foto via REUTERS

SYDNEY - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pada hari Minggu bahwa dugaan pembakaran di sebuah sinagoge Melbourne tampaknya merupakan tindakan teror. Hal itu dikemukakan sehari setelah mitranya dari Israel mengatakan pemerintah Buruh telah memotivasi kejahatan tersebut dengan kebijakan anti-Israel.

"Kekejaman yang terjadi di sinagoge di Melbourne jelas dirancang untuk menciptakan ketakutan di masyarakat dan oleh karena itu dari sudut pandang pribadi saya tentu saja memenuhi definisi terorisme itu," kata Albanese pada konferensi pers di Perth.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Sabtu bahwa kebakaran sinagoge Adass Israel, yang terjadi pada hari Jumat pagi, tidak dapat dipisahkan dari "semangat anti-Israel" dari pemerintah kiri-tengah Albanese yang kebijakannya mencakup dukungan terhadap mosi PBB baru-baru ini yang mendukung negara Palestina.

Pemerintah Australia membela catatannya tentang antisemitisme, dengan mengatakan pada hari Sabtu bahwa sejak Albanese menjabat pada bulan Mei 2022, pemerintah telah menyediakan A$25 juta untuk meningkatkan keamanan di situs-situs Yahudi termasuk sekolah, melarang penghormatan Nazi, dan mengambil tindakan terhadap ujaran kebencian.

Undang-undang yang disahkan tahun lalu juga melarang pajangan simbol kelompok teror di depan umum.

Polisi masih mencari dua orang yang diduga sengaja memulai kebakaran yang melukai satu orang dan menyebabkan kerusakan yang meluas.

Australia telah mengalami peningkatan insiden antisemit dan Islamofobia sejak dimulainya perang Israel-Gaza pada bulan Oktober 2023. Beberapa kelompok Yahudi mengatakan pemerintah belum berbuat cukup banyak dalam menanggapinya.

Puluhan protes pro-Palestina selama setahun terakhir sebagian besar berlangsung damai. Namun, pemerintah telah menyatakan kekhawatiran bahwa protes tersebut dapat memicu ketegangan masyarakat dan mengganggu keharmonisan sosial.